Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Gigi Kuda Nil Diburu dan Membuatnya Semakin Terancam Punah?

Kompas.com - 04/01/2023, 17:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Semakin marak perburuan gajah untuk diambil gadingnya, membuat populasi hewan besar ini kian terancam punah. Gading gajah yang makin langka, membuat perburuan marak beralih pada gigi kuda nil.

Perdagangan gading gajah di pasar gelap semakin diawasi ketat. Ironisnya, kondisi ini membuat penjualan gigi kuda nil dilaporkan kian meningkat.

Seperti diberitakan BBC News, Senin (2/1/2023), meningkatnya perdagangan gigi kuda nil, para juru kampanye satwa liar memperingatkan bahwa hal tersebut berpotensi membawa dampak serius terhadap hewan yang sudah masuk dalam daftar terancam punah ini.

Lantas, kenapa gigi kuda nil diburu?

Sama halnya dengan gading gajah, gigi kuda nil diburu untuk digunakan sebagai hiasan semata.

Baca juga: Kuda Nil Hewan Darat Terbesar Kedua di Dunia, Apa Saja Ciri-cirinya?

 

Hanya saja, gigi kuda nil ini dinilai lebih murah dan mudah diperoleh di pasaran dibandingkan gading gajah.

Gigi kuda nil adalah salah satu bagian tubuh yang ditakuti hewan lain, selain tubuhnya yang besar. Sebagai mamalia darat terbesar, selain gajah, kuda nil juga paling ditakuti oleh para pemangsa.

Gigi taring kuda nil yang sangat panjang dan tajam, menjadi kekuatan hewan ini. Sebab, gigitan kuda nil ini dapat berakibat fatal, menyebabkan kerusakan serius.

Kuda nil adalah hewan herbivora dan merupakan salah satu hewan terberat di dunia, dengan berat mencapai 4,5 ton.

Kebanyakan hewan herbivora memiliki gigi yang dianggap tidak berbahaya, tapi tidak berlaku bagi kuda nil.

Baca juga: Bagaimana Kuda Nil Berkembang Biak?

Ilustrasi kuda nil akan semprotkan kotoran, saat mendengar suara asing atau bertemu dengan kuda nil lain yang menjadi saingannya.SHUTTERSTOCK/Pina Suthaphan Ilustrasi kuda nil akan semprotkan kotoran, saat mendengar suara asing atau bertemu dengan kuda nil lain yang menjadi saingannya.

Tahukah anda, kuda nil memiliki satu set lengkap gigi heterodont, yang terdiri dari gigi seri, gigi taring, gigi premolar dan gigi geraham, dikutip dari A-Z Animals, Rabu (4/1/2023).

Apa yang membuat gigi kuda nil berbahaya?

Gigi kuda nil adalah salah satu ciri dari tubuh hewan ini yang paling aneh, karena struktur gigi mereka yang mungkin tidak banyak ditemukan pada hewan lainnya.

Kuda nil tidak hanya memiliki gigi geraham yang dapat menghancurkan daun, tetapi juga memiliki gigi taring ekstra panjang yang dapat tumbuh sepanjang satu kaki atau hampir setengah meter.

Umumnya, kuda nil memiliki 36 gigi, dengan pola gigi yang terdiri dari dua gigi seri, satu gigi taring, tiga gigi premolar dan tiga gigi molar, yang tersebar pada setiap kuadran.

Baca juga: Apa Makanan Kuda Nil?

Gigi kuda nil mirip gading gajah

Gigi kuda nil kini menjadi objek buruan, setelah para pemburu semakin sulit memperoleh gading gajah untuk diperdagangkan di pasaran.

Fakta menarik dari kuda nil yakni memiliki komposisi kandungan gigi yang mirip atau sama dengan gading gajah. Keduanya terbentuk dari bahan yang sama.

Gading atau taring kuda nil memiliki gading yang berada di bawah lapisan dentin dan enamel, bahan putih yang sama yang membentuk gading gajah yang menonjol.

Bagi para pemburu, gading adalah bahan yang sangat mahal dan populer di kalangan mereka. Kendati gigi kuda nil lebih sulit diukit daripada gading gajah, namun gigi herbivora ini lebih padat dan tidak mudah aus.

Itu lah sebabnya populasi besar kuda nil terus diburu untuk diambil giginya. Bahkan selama abad ke-18, gigi taring kuda nil ini banyak digunakan untuk membuat gigi palsu dan untuk menggantikan gigi individu.

Baca juga: Kuda Nil Berasal dari Mana?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com