Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beruang Gua Diburu Manusia Purba untuk Diambil Bulunya Sebagai Mantel

Kompas.com - 27/12/2022, 09:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Manusia ternyata telah menggunakan bulu beruang gua untuk melindungi diri dari cuaca dingin setidaknya selama 300.000 tahun.

Hasil temuan ini berdasarkan pada bekas luka pada tulang metatarsal dan phalanx beruang gua yang ditemukan di situs Paleolitik Bawah Schoningen di Lowe Saxony, Jerman.

Studi ini sendiri dilakukan oleh tim arkeologi dari University of Tubingen, Senckenberg Centre for Human Evolution and Palaeoenvironment (SHEP) di Tubinen bersama dengan seorang rekan dari Leiden University.

"Bekas luka pada tulang sering ditafsirkan dalam arkeologi sebagai indikasi pemanfaatan daging tapi hampir tak ada daging di bagian tulang tangan dan kaki. Dalam hal ini, kita dapat menghubungkan bekas luka yang begitu halus dan tepat dengan pengupasan kulit yang hati-hati," jelas Ivo Verheijen, peneliti dari Tubingen.

Dikutip dari Phys, Senin (26/12/2022) beruang gua yang punah memiliki bulu yang terdiri dari bulu luar yang panjang.

Bulu beruang ini juga membentuk lapisan pelindung yang lapang, serta bulunya pendek dan lebat, sehingga dapat memberikan insulasi yang sangat baik. Beruang membutuhkan bulunya untuk hibernasi.

Baca juga: Beruang Hitam Berevolusi, Warna Bulunya Berubah Jadi Coklat

Namun temuan yang dipublikasikan di Journal of Human Evolution ini akhirnya menunjukkan indikasi bahwa sekitar 300.000 tahun yang lalu, orang-orang di Eropa utara dapat bertahan hidup di musim dingin sebagian berkat bulu beruang yang hangat.

Temuan manusia telah menggunakan bulu beruang untuk bertahan di musim dingin sejak 300.000 tahun lali ini pun memberikan perspektif baru tentang beruang gua yang juga dieksploitasi untuk diambil bulunya.

"Jadi hewan tak hanya digunakan untuk makanan tetapi bulunya juga penting untuk bertahan hidup dalam cuaca dingin," papar Nicholas Conard, kepala proyek penelitian di situs Schoningen.

Kendati demikian, bagaimana bulu beruang itu diperoleh dan apakah orang-orang pada masa itu berburu beruang, para peneliti menyebut ada indikasi ke arah itu.

"Jika hanya hewan dewasa yang ditemukan di situs arkeologi, ini biasanya dianggap sebagai indikasi perburuan. Di situs Schoningen, semua tulang dan gigi beruang adalah milik individu dewasa," kata Verheijen.

Selain itu, bulu beruang harus segera dihilangkan setelah hewan mati, jika tidak, maka bulu akan hilang dan menjadi tak dapat digunakan. Karena hewan itu dikuliti oleh manusia, maka beruang tak mungkin mati dalam waktu yang lama.

Baca juga: Beruang Purba Berusia 30.000 Tahun Ditemukan dalam Kondisi Utuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com