Andi menjelaskan bahwa fenomena Solstis disebabkan oleh sumbu rotasi Bumi yang miring 23,44 derajat terhadap bidang tegak lurus ekliptika atau sumbu kutub utara-selatan ekliptika.
Pada saat Bumi berotasi maka sekaligus mengorbit Matahari sehingga terkadang Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara akan condong ke Matahari.
Sementara di Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan cenderung akan menjauhi Matahari.
Baca juga: Ada Solstis Juni, Ini Pengaruhnya terhadap Durasi Siang di Indonesia
Ini adalah kondisi saat fenomena Solstis berada pada bulan Juni, atau disebut juga dengan Solstis Juni atau Summer Solstice.
Sebaliknya, saat Kutub Utara dan Belahan Bumi Utara menjauhi Matahari dan Kutub Selatan dan Belahan Bumi Selatan condong ke Matahari, kondisi ini adalah Solstis Desember atau Winter Solstice.
Penyebutan fenomena Solstis Juni dan Solstis Desember ini, kata Andi, terdengar lebih netral karena tidak bergantung pada musim tertentu.
Baca juga: 5 Fakta Solstis Desember, Sebabkan Malam dan Siang Lebih Panjang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.