Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Solstis Juni, Ini Pengaruhnya terhadap Durasi Siang di Indonesia

Kompas.com - 21/06/2021, 16:17 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap tahunnya pada bulan Juni, Matahari akan berada paling utara dari ekuator ketika tengah hari. Fenomena ini disebut dengan fenomena Solstis Juni (June Solstice atau Titik Balik Matahari di bulan Juni).

Solstis Juni umumnya terjadi antara tanggal 20-21 Juni dan bergeser dalam waktu ratusan hingga ribuan tahun.

Sementara, ketika Matahari berada paling selatan dari ekuator ketika tengah hari, atau disebut fenomena Solstis Desember (Titik Balik Matahari di bulan Desember), terjadi antara tanggal 20-21 Desember.

Solstis Juni adalah titik paling utara yang dapat dicapai Matahari dalam siklus gerak semu tahunannya sebagai akibat revolusi Bumi dan kemiringan sumbu rotasi Bumi.

Baca juga: Viral Matahari Terbit dari Utara di Jeneponto, Ahli Sebut Itu Kejadian Bingung Arah

Astronom Amatir Indonesia Marufin Sudibyo menjelaskan, pada saat Solstis Juni, Matahari tepat berkedudukan di atas Garis Balik Utara (tropic of Cancer), yakni garis lintang 23º 27' Lintang Utara (LU). 

Akibatnya, belahan Bumi utara mengalami puncak musim panas, di mana untuk daerah subtropis akan mengalami siang terpanjang. 

Sedangkan daerah lingkar kutub utara akan mengalami fenomena Matahari tengah malam (Midnight sun), di mana Matahari akan terus tampak (berada di atas cakrawala) baik di kala siang maupun malam. 

"Hanya arahnya saja yang berubah-ubah seiring waktu," ujarnya.

Sebaliknya, belahan Bumi selatan akan mengalami puncak musim dingin, dengan siang terpendek untuk daerah subtropis. 

Sementara, daerah lingkar kutub selatan mengalami fenomena Malam Kutub (polar night), di mana Matahari tak pernah terlihat dan langit senantiasa gelap baik di saat malam ataupun siang. 

Dengan kata lain, ketika Solstis Juni terjadi, belahan Bumi Utara akan lebih condong dan lebih dekat ke arah Matahari.

Sehingga, radiasi Matahari yang diterima lebih besar dan lebih lama dibandingkan dengan belahan Bumi Selatan untuk waktu yang sama.

Hal ini juga dapat memengaruhi durasi siang, atau lazim disebut daylight, bagi belahan Bumi Utara.

Durasi siang adalah selang waktu antara terbit Matahari hingga terbenam Matahari.

Baca juga: Fenomena Langit Juni 2021: Gerhana Matahari Cincin hingga 3 Hujan Meteor

Dampak untuk Indonesia

Oleh karena itu, untuk wilayah Kupang durasi siang ketika Solstis Juni terjadi adalah sekitar 11 lebih setengah jam.

Sementara, durasi siang di Pulau Jawa ketika solstis terjadi adalah sekitar 11,65 hingga 11,75 jam.

Untuk di wilayah Pontianak, solstis Juni berpengaruh terhadap durasi siang yang mencapai 12,1 jam.

Sedangkan di wilayah Sabang atau ujung barat Indonesia, durasi siang justru mencapai 12 lebih setengah jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com