Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Firaun Tutankhamun Salah Satu Temuan Arkeologi Terbesar, Apa Alasannya?

Kompas.com - 04/11/2022, 10:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com- Penemuan makam firaun Mesir Tutankhamun tetap menjadi salah satu penemuan arkeologi paling luar biasa dan terbesar di abad ke-20.

Dr. Karin Sowada, direktur Pusat Mesir Macquarie Australia menjelaskan makam tersebut merupakan satu paket yang dapat memperlihatkan kehidupan dan pemerintahan seorang pemimpin yang ditemukan kembali.

Artefak luar biasa yang terkubur bersamanya, serta cerita di balik penemuan dan penggalian makam itu.

Tutankhamun yang dijuluki 'The Boy King' naik tahta sekitar 1336 SM pada usia sekitar sembilan tahun.

Firaun Tutankhamun diyakini telah memerintah Mesir Kuno selama sekitar 10 tahun.

Ketika meninggal, dia dimumikan dan dikuburkan di sebuah makam yang penuh dengan patung, perhiasan, benda-benda dari kehidupan sehari-hari dan harta lainnya yang dipilih untuk memperlancar perjalanannya ke alam baka.

Baca juga: Makam Kuno Berusia 4.000 Tahun Ditemukan di Situs Saqqara Mesir

Makam firaun Tutankhamun itu tetap tersembunyi selama 3.300 tahun sampai hingga pada tanggal 4 November 1922 ditemukan oleh tim yang dipimpin oleh arkeolog Inggris Howard Carter (1874–1939).

Penggalian makam Tutankhamun itu menjadi sensasi publik, dan diberitakan secara luas di media massa.

Sekitar 5.000 item terungkap, termasuk peti mati emas murni, kereta kerajaan, dan topeng kematian firaun.

Makam dan isinya terpelihara dengan sangat baik dan memberikan wawasan unik kepada para ahli Mesir Kuno tentang Kerajaan Baru Mesir pada Zaman Perunggu Akhir, antara abad ke-16 dan ke-11 SM.

Carter dipuji karena cara dia mencatat penggalian dengan cermat, termasuk menggambar dan mendokumentasikan setiap item dan bagaimana mereka dibangun.

Makam firaun Mesir Tutankhamun setelah ditemukan, membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk digali, dengan semua catatan lapangan asli sekarang disimpan di Arsip Institut Griffith di Universitas Oxford dan sepenuhnya tersedia secara online.

Baca juga: Rahasia Makam Mesir Kuno Terungkap Lewat Bau Kuno dari Guci Berusia 3400 Tahun

Makam Tutankhamun di kiri bawah di Lembah Para Raja di dekat Luxor, Mesir, tempat para Firaun atau raja-raja Mesir disemayamkan.Robert Holmes Makam Tutankhamun di kiri bawah di Lembah Para Raja di dekat Luxor, Mesir, tempat para Firaun atau raja-raja Mesir disemayamkan.

Lambang ikonik di makam firaun Tutankhamun

Dikutip dari Phys, Kamis (3/11/2022) beberapa hal yang membuat penemuan makam Tutankhamun berharga adalah temuan topeng kematian ikoniknya.

Topeng kematian itu ditemukan di atas kepala tubuh mumi Tutankhamun, yang menunjukkan dia mengenakan neme, yakni kain kepala bergaris di dahi. 

Kain kepala itu dihiasi dengan dewi Wadjet (kobra) dan Nekhbet (burung pemakan bangkai), yang bersama-sama merupakan tanda kerajaan ilahi Tutankhamun.

Topeng adalah lambang ikonik untuk Mesir modern sekaligus sebuah mahakarya dari pengerajin membuat topeng halus dari emas dan tatahan kaca berwarna dan batu semi mulia seperti lapis lazuli.

Penemuan makam itu juga mengungkap kisah tersembunyi dari Tutankhamun.

Sebelum ditemukan pada tahun 1922, orang Mesir kuno benar-benar telah menghapus raja muda Tutankhamun dari monumen dan teks sejarah mereka.

Baca juga: Arkeolog Mesir Temukan 110 Makam Kuno, Berisi Banyak Jenazah Jongkok

Apalagi penemuan makam kerajaan yang relatif utuh jarang terjadi, sehingga makam Tutankhamun merupakan kilasan berharga tentang kehidupan penguasa Mesir kuno.

Penelitian oleh akademisi Macquarie, Dr Jana Jones dan timnya pada tahun 2014 menunjukkan bahwa asal-asul penyediaan barang dan bahan makanan seperti di kuburan Tutankhamun itu untuk bekal di dunia berikutnya.

Gagasan tentang kehidupan setelah kematian juga berubah sekitar 1200 SM.

Perjalanan ke akhirat juga membutuhkan pengawetan organ dan tubuh sehingga esensi orang yang meninggal bisa berubah di alam dewa.

Pendekatan yang lebih holistik lagi, temuan dapat menilai perubahan dan ketahanan sosial, politik serta ekonomi di zaman kuno.

Misalnya saja, peneliti dapat melihar akhir Zaman Piramida Mesir sebagian dipicu oleh peristiwa iklim yang lebih luas yang memengaruhi stabilitas politik, sumber makanan, dan kehidupan masyarakatnya.

Baca juga: Mengungkap Misteri Makam Ratu Mesir Nefertiti, Ahli Gunakan ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com