Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Alergi pada Anak Bisa Sembuh Saat Dewasa? Ini Kata Dokter

Kompas.com - 28/08/2022, 09:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi para orangtua yang memiliki anak dengan alergi, terutama alergi makanan tentunya selalu khawatir akan kondisi sang buah hati.

Sebagian dari Anda mungkin juga bertanya-tanya, bisakah anak yang mengalami alergi makanan sembuh saat dewasa? Ternyata hal ini bisa terjadi. 

Dijelaskan oleh Konsultan Alergi dan Imunologi Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Endah Citraresmi, Sp.A(K), dalam perjalanan penyakit alergi ada yang disebut dengan atopic march. Dalam perjalanan alergi seorang anak, kata dia, bisa saja mengalami alergi hingga usia dewasa.

"Ternyata seorang anak yang punya alergi di masa kecil,atau di masa bayi, banyak yang kemudian pada masa besarnya juga punya alergi, tapi dalam bentuk lain," ujarnya dalam webinar Bicara Gizi bertajuk Peran Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Alergi pada Anak yang digelar Danone Specialized Nutrition Indonesia, Selasa (23/8/2022).

Baca juga: Alergi Makanan pada Anak, Penyebab, Gejala, dan Tata Laksananya Menurut Dokter

Adapun kegiatan Bicara Gizi ini diselenggarakan dengan tujuan agar masyarakat menjadi lebih memahami, tentang pentingnya peran serat bagi kesehatan saluran cerna dan mengurangi risiko alergi pada anak.

Pada bayi, alergi yang sering terjadi ialah alergi makanan dan alergi di kulit atau dermatitis atopik.

"Biasanya alergi makanan ada sebagian yang menjadi resolve karena bertambah besar, sistem pencernaan anak belum baik. Sehingga, alergi makanan terutama yang gejalanya bentuknya saluran cerna itu membaik, sehingga anak bisa mengonsumsi kembali makanan tersebut," imbuhnya.

Kendati begitu, dalam kasus alergi makanan seperti kacang tanah dan seafood bisa berlangsung sampai anak dewasa.

Bahkan bisa muncul juga gejala alergi baru pada saluran napasnya, termasuk sering pilek pagi haru, hidung tersumbat, asma, batuk, pilek, sesak napas, dan sering batuk-batuk tengah malam.

"Jadi rhinitis alergi dan asma akan muncul belakangan, dan itu bisa dipengaruhi oleh alergi pada apa yang kita hirup atau tungau di rumah paling sering biasanya," jelas dr Endah.

Baca juga: Pasien Alergi Wajib Tahu Swamedikasi untuk Lakukan Pengobatan Mandiri

Alergi pada anak bisa berupa bentol-bentol di seluruh tubuh. nidchita/SHUTTERSTOCK Alergi pada anak bisa berupa bentol-bentol di seluruh tubuh.

Alergi pada anak bisa terjadi sejak usia bayi

Dikatakan dr Endah, alergi sebenarnya bisa muncul sejak masa bayi. Penyakit alergi makanan, umumnya paling sering terjadi sebelum usia dua tahun.

"Seberapa dini (alergi muncul)? Bisa di bulan pertama terutama alergi saluran cerna gejalanya berupa diare kronis, BAB berdarah, atau sering muntah," tambahnya.

Penyebab alergi makanan umumnya diakibatkan panganan dengan kandungan protein. Menurut data di berbagai center kesehatan lokal, beberapa alergi makanan yang paling banyak di Indonesia ialah alergi susu sapi, telur, kacang tanah, kedelai, dan gandum.

Bakat alergi sebenarnya sudah ada di tubuh kita. Maka untuk kasus alergi, Endah berkata, penyakit ini tidak bisa disembuhkan total.

"Jadi kalau penyakit alergi, saya enggak pernah bilang anak ini sembuh alerginya, tidak. Tapi dia biasanya tenang, tapi kita enggak tahu dalam perjalanan ke depannya mungkin bisa terjadi manifestasi penyakit alergi lain," tuturnya.

Dia juga mengimbau para orangtua untuk memastikan kondisi alergi pada anak, dengan berkonsultasi bersama dokter.

"Tapi intinya sebagian anak yang alergi makanan akan membaik, tetapi sebagian lagi tidak (dan) menetap sampai dewasa," ucap Endah.

Baca juga: Jangan Sepelekan Alergi, Kenali Pilihan Obat-obatan untuk Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com