WHO belum lama ini telah menetapkan cacar monyet menjadi public health emergency of international concern (PHEIC), atau darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
PHEIC sendiri merupakan level kewaspadaan tertinggi di bidang kesehatan yang ditetapkan WHO, sama seperti pada Covid-19 dan polio.
Meski demikian, Budi berujar bahwa status wabah cacar monyet belum termasuk pandemi.
WHO, lanjut dia, menyarankan agar masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan, meningkatkan surveilans, mendorong ketersediaan vaksin, dan pengobatan yang memadai.
"Vaksinnya memang ada di Amerika dan Rusia baru ada. Tapi bagusnya ini satu genus, satu tipe dengan cacar yang dulu smallpox. Jadi saya dibilangin para ahli, kalau kita pernah divaksin cacar, pokoknya yang udah lansia-lansia imunitasnya ada," kata Budi.
Baca juga: 20 Daftar Darurat Kesehatan yang Pernah Ditetapkan WHO, dari Ebola hingga Cacar Monyet
Vaksin cacar juga berbeda dengan vaksin Covid-19 yang efektivitasnya menurun setelah enam bulan penyuntikan. Artinya, efikasi vaksinasi cacar dapat bertahan seumur hidup yang menyebabkan antibodi terhadap virus tetap terbentuk seumur hidup.
"Jadi buat teman-teman yang sudah divaksinasi cacar, sebenarnya relatif terlindungi," imbuhnya.
Sejauh ini, dari sisi perawatan penyakit cacar monyet seperti antivirus maupun obatnya sudah ada. Kemenkes pun sedang dalam proses penyediaan obat-obatan tersebut agar segara datang ke Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.