Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Nafas Indonesia Ungkap Polusi Udara Tertinggi di Pagi Hari, Kok Bisa?

Kompas.com - 20/07/2022, 09:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

3. Tebet, Jakarta

Kualitas udara pada bulan Juni 2022 di daerah Tebet juga menunjukkan kondisi yang tidak jauh berbeda dari dua daerah lainnya di Jakarta.

Di mulai pada pukul 1 dini hari, nilai polusi PM2.5 di Tebet mencapai 55 mikrogram/m3 dan masuk kategori tingkat tidak sehat, lalu terus meningkat yang kemudian mencapai puncaknya pada pukul 8 pagi hari dengan nilai 100 mikrogram/m3.

Perbaikan udara baru terjadi di jam 9 pagi sampai puncaknya di jam 3 sore hari.

Baca juga: Polusi Udara serta Dampaknya bagi Manusia dan Lingkungan

4. Kemayoran, Jakarta

Untuk wilayah Kemayoran, polusi udara cukup tinggi dengan nilai 70 mikrogram/m3, yang kemudian terus meningkat sampai pada puncakny pukul 8 pagi hari dengan nilai 140 mikrogram/m3.

Lalu, perbaikan udara baru terjadi di jam 9 pagi sampai puncaknya di jam 3 sore.

5. Kertajaya, Surabaya

Grafik pergerakan polutan dalam 24 jam di Kertajaya, Surabaya tidak menunjukkan data yang cukup signifikan dibandingkan dengan data di 4 daerah di Jakarta sebelumnya.

Kualitas udara di Kertajaya dimulai dari tingkat tidak sehat untuk grup sensitif, pada pukul 12 malam hari nilai polutan mencapai 105 mikrogram/m3, naik menjadi 110 mikrogram/m3 pada pukul 1 dini hari, lalu terus menurun namun tetap kategori tinggi yakni 60 mikrogram/m3 pada pukul 8 pagi hari.

Perbaikan udara baru terjadi di jam 9 pagi sampai puncaknya di jam 4 sore, yang masih terus dalam kategori moderat sampai pukul 9 malam hari.

6. Manjahlega, Bandung

Untuk daerah yang tidak terlalu jauh dari Jakarta ini, ternyata kualitas udara juga tidak begitu baik.

Kualitas udara dimulai dari tingkat tidak sehat yakni dengan nilai 80 mikrogram/m3 pada pukul 12 malam.

Kemudian turun menjadisekitar 67 mikrogram/m3 pada pukul 1 dini hari, yang berlanjut turun tetapi masih dalam kategori kualitas udara tidak baik yakni dengan nilai 58 mikrogam/m3 pada pukul 9 pagi hari.

Perbaikan udara baru terjadi di jam 10 sampai puncaknya di jam 1 siang.

Baca juga: Bukan Hanya karena Cuaca, Ini 8 Penyebab Polusi Udara Jakarta

Lalu mengapa bisa polusi udara lebih tinggi pada pagi hari dibandingkan waktu siang?

Piotr menjelaskan bahwa, meskipun di pagi hari jalanan masi sepi dan tidak banyak mobil, polusi udara memang sangat bisa menjadi tinggi.

Hal ini dikarenakan, konsentrasi polusi udara terakait dengan atmosfer, lebih spesifiknya terkait dengan Planetary Boundary Layer.

Planetary Boundary layer (PBL) merupakan bagian dari troposfer yang mendapat pengaruh secara langsung dari permukaan bumi, yang memiliki peranan penting dalam iklim, cuaca, dan kualitas udara.

Pada siang hari, suhu permukaan bumi cukup tinggi, PBL tinggi yakni mencapai sekitar 1,5 kilometer.

Sementara, pada malam hari suhu permukaan bumi rendah, PBL rendah bahkan bisa kurang dari 100 meter.

“Kalau pada siang itu, waktu suhu permukaan bumi cukup tinggi maka masih banyak ruang untuk polusi udara itu berpindah dan melemah,” jelasnya.

Sedangkan, saat suhu permukaan bumi rendah, maka polusi udara tidak bisa berpindah dan melebah dengan baik akhirnya polutan tetap tinggi pada sekitar tengah malam menjelang pagi hari.

Baca juga: Waspadai Kadar Polusi Udara PM2.5 Lebih Tinggi di Pagi Hari, Studi Jelaskan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com