Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2022, 10:35 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Fosil tulang, gigi, jejak kaki, dan bukti kuat lainnya telah mengungkapkan bahwa Bumi pernah dihuni oleh dinosaurus setidaknya selama 230 juta tahun.

Namun, hingga saat ini, tidak ditemukan satu pun jejak dinosaurus di bebatuan yang usianya lebih muda dari sekitar 66 juta tahun. 

Pada saat itu, ketika periode Kapur berakhir pada Paleogen, tampaknya semua dinosaurus non-unggas secara tiba-tiba menghilang.

Bersamaan dengan itu, reptil laut yang menakutkan seperti mosasaurus, ichthyosaurus, dan plesiosaurus, serta semua reptil terbang yang dikenal sebagai pterosaurus juga menghilang.

Para ahli paleontologi telah melakukan upaya besar-besaran untuk membuat teori tentang kenapa dinosaurus punah.

Baca juga: Dilophosaurus, Dinosaurus yang Salah Identifikasi Hingga Puluhan Tahun

Salah satu teori yang terkenal tentang kenapa dinosaurus punah adalah hantaman meteor besar. 

Kenapa dinosaurus punah?

Dilansir dari National Geographic, berikut adalah teori-teori terkenal yang menjelaskan kepunahan dinosaurus.

Dinosaurus punah karena hantaman meteor

Salah satu teori yang paling terkenal untuk kepunahan dinosaurus adalah hipotesis Alvarez. 

Pada tahun 1980, dua ilmuwan mengusulkan gagasan bahwa meteor seukuran gunung menabrak Bumi 66 juta tahun yang lalu, mengisi atmosfer dengan gas, debu, dan puing-puing yang secara drastis mengubah iklim.

Bukti kuncinya adalah jumlah iridium logam yang sangat tinggi dalam lapisan Kapur-Paleogen atau K-Pg—zona, batas geologis yang tampaknya menutupi lapisan batuan yang diketahui mengandung fosil dinosaurus. 

Baca juga: Ahli Temukan Dinosaurus Berwajah Bulldog di Gurun Sahara

Iridium relatif langka di kerak bumi tetapi lebih berlimpah di meteorit berbatu, yang membuat Alvarezs menyimpulkan bahwa kepunahan dinosaurus disebabkan oleh benda luar angkasa. 

Teori ini semakin kuat ketika para ilmuwan dapat menghubungkan peristiwa kepunahan dengan kawah tumbukan besar di sepanjang pantai Semenanjung Yucatán, Meksiko. 

Dengan lebar sekitar 93 mil, kawah Chicxulub tampaknya memiliki ukuran dan usia yang tepat untuk menjelaskan kepunahan dinosaurus.

Pada tahun 2016, para ilmuwan mengebor inti batu di dalam bagian bawah laut Chicxulub untuk mendapatkan sampel yang membentang jauh di bawah dasar laut. 

Upaya ini menunjukkan bahwa tumbukannya akan cukup kuat untuk mengirim sejumlah besar batu dan gas yang menguap ke atmosfer, dan bahwa efeknya akan bertahan selama bertahun-tahun.

Baca juga: Fosil Dinosaurus Herbivora Ditemukan di Jepang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com