Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2022, 21:12 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Kunang-kunang merupakan serangga yang termasuk Lampyridae, keluarga serangga dalam ordo kumbang Coleoptera atau kumbang bersayap. 

Diperkirakan ada 2.000 lebih spesies kunang-kunang yang tersebar di zona beriklim sedang dan tropis di seluruh dunia.

Kunang-kunang adalah serangga yang menjadi petanda datangnya musim panas.

Oleh sebab itu, tak heran jika kemungkinan besar kunang-kunang akan sering terlihat saat cuaca hangat. 

Satu hal yang menjadi daya tarik kunang-kunang adalah tubuhnya yang menyala.

Baca juga: Semut Tomcat, Serangga dengan Racun Berbahaya

Kunang-kunang yang menyala memang tampak sangat cantik, namun ini bukan sekadar persoalan keindahan, tetapi juga cara kunang-kunang berkomunikasi.

Dari mana asal cahaya di tubuh kunang-kunang?

Dilansir dari Earth Sky, cahaya kunang-kunang merupakan hasil dari reaksi kimia yang disebabkan oleh senyawa organik, luciferin, yang ada di perut kunang-kunang.

Saat udara masuk ke perut kunang-kunang, udara tersebut bereaksi dengan luciferin.

Hal ini menyebabkan reaksi kimia yang menghasilkan cahaya pada kunang-kunang.

Kenapa kunang-kunang menyala?

Fungsi pertama cahaya dalam tubuh kunang-kunang adalah untuk keselamatan. 

Baca juga: Populasi Serangga di Dunia Menurun, Apa Dampaknya bagi Manusia?

Beberapa ahli menduga cahaya kunang-kunang yang mencolok dapat menjadi peringatan bagi predator akan rasa pahit serangga.

Meski demikian, beberapa katak tampaknya tidak mempermasalahkan rasa kunang-kunang. 

Faktanya, katak dapat memakan banyak kunang-kunang sehingga mereka sendiri tampak bersinar.

Kemudian, alasan kedua kunang-kunang menyala adalah untuk menarik pasangan. 

Cahaya kunang-kunang jantan menandakan keinginan mereka untuk kawin. 

Baca juga: Betina Serangga Ini Punya Penis dan Bisa Kawin hingga Berhari-hari

Selain itu, betina yang bersedia untuk kawin juga akan menarik jantan dengan cahaya mereka sendiri.

Terakhir, kunang-kunang menyala untuk menarik mangsa, termasuk kunang-kunang itu sendiri. 

Setiap spesies kunang-kunang memiliki pola cahaya, namun beberapa betina meniru pola spesies lain sehingga saat pejantan mendarat di sebelah mereka, pejantan tersebut akan dimakan hidup-hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com