Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Faktor Pemicu Banjir Rob Semakin Tinggi dan Semakin Sering Terjadi di Indonesia

Kompas.com - 08/06/2022, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banjir rob atau banjir pesisir menjadi salah satu bencana hidrometeorologi yang diperkirakan masih akan terus berulang kejadiannya dalam masa tahun-tahun mendatang.

Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengatakan, banjir rob sebenarnya bukan hanya menjadi masalah Indonesia, melainkan sudah menjadi permasalahan global yang juga terjadi di banyak negara lain di dunia saat ini.

Thomas menjelaskan, banjir rob selama ini memang rentan terjadi pada daerah-daerah pesisir yang landai, yang didukung oleh kondisi pasang air laut yang cukup signifikan tingginya dapat mengenangi kawasan pesisir tersebut.

“Sesungguhnya juga disebut banjir rob, kalau banjir dari daratan tidak terbuang ke laut, karena laut sedang pasang,” kata Thomas dalam diskusi bertajuk “Banjir Rob di Musim Kemarau”, Kamis (2/6/2022).

Baca juga: 3 Penyebab Banjir Rob, Air Laut Pasang hingga Faktor Astronomis

Banjir rob (coastal flooding) juga merupakan pola fluktuasi muka air laut yang dipengaruhi oleh gaya tarik benda-benda angkasa, terutama oleh bulan dan matahari terhadap massa air laut di bumi.

Banjor rob juga dikenal dengan banjir pesisir, karena sering terjadi di wilayah yang tidak jauh dari pesisir pantai.

Ia pun menyebutkan, penyebab utama banjir rob adalah pasang maksimum air laut yang terjadi karena faktor astronomis diferensial gravitasi bulan dan matahari, juga disebabkan oleh gelombang tinggi air laut oleh pengaruh angin, dan bisa juga disebabkan pula oleh gabungan antara faktor astronomis dan gelombang tinggi.

Nah, di masa-masa yang akan datang, kata Thomas, prevalensi dan frekuensi banjir rob di Indonesia ini terutama di daerah Pantai Utara (Pantura) Jawa memang relatif lebih tinggi, dan puncak dari banjir rob ini berpotensi terjadi pada tahun 2034 nanti.

Ia menyebutkan, ada setidaknya 3 faktor yang menjadi pemicu utama meningkatkan berbagai penyebab banjir rob ini semakin sering terjadi, bahkan ketinggian genangan banjirnya bisa meningkat daripada kejadian-kejadian sebelumnya.

Faktor pemicu banjir rob semakin sering dan tinggi

Ada beberapa faktor risiko banjir rob yang harus diwaspadai sejak saat ini. Di antaranya sebagai berikut.

1. Pemanasan global

Faktor pemicu terjadinya banjir rob semakin sering dan semakin tinggi yang pertama adalah kenaikan tinggi permukaan air laut karena efek pemanasan global.

Melihat kondisi yang ada saat ini, para ahli meyakini jika tidak segera direm untuk menekan jejak emisi karbon dari berbagai aspek kehidupan, maka pemanasan global juga akan meningkatkan dampak banjir rob saat siklus nodal bulan 18,6 tahunan terjadi.

Hal ini dikarenakan, kenaikan tinggi permukaan air laut juga bisa disebabkan oleh efek pemanasan global.

“Ini memang menjadi isu global ya, bahwa dengan pemanasan global maka es di kutub dan juga di gunung-gunung es akan mencair dan juga karena memuainya air laut menyebabkan permukaan air laut secara rata-rata global akan naik,” ujarnya.

Lalu pulau-pulau kecil kemudian pantai-pantai yang landai ini, berpotensi untuk tergenang.

Para ahli juga mengaitkan efek pemanasan global dengan berbagai bencana alam yang semakin meningkat kasus kejadiannya, seperti kondisi iklim dan cuaca alam yang semakin ekstrem, suhu muka laut yang semakin hangat dan mengkhawatirkan bagi biodiversitas yang ada di dalamnya, hingga suhu udara yang semakin panas dan lain sebagainya.

Baca juga: Waspada Banjir Rob Masih Berpeluang Terjadi sampai Tahun 2034

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com