Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahan Baju Astronot Ini Biasa Dipakai untuk Melapisi Kabel, Begini Sejarahnya

Kompas.com - 26/05/2022, 20:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pakaian luar angkasa telah melindungi para astronot agar berhasil melakukan misi, dan kembali lagi ke Bumi dengan selamat. Pengembangan baju astronot ini harus melalui proses panjang dan ternyata salah satu bahannya biasa digunakan untuk melapisi kabel.

Tanpanya, astronot tidak akan mampu untuk mendarat di Bulan bahkan membangun Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), di orbit rendah Bumi.

Umumnya, pakaian luar angkasa berwarna putih dan dilengkapi dengan helm. Meski tampak sederhana, pakaian astronot ini terbuat dari bahan yang cukup kompleks untuk menyesuaikan dengan gerakan serta melindunginya di luar angkasa.

Misalnya, pakaian atau baju yang digunakan astronot Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), tersusun dari berbagai bahan salah satunya disebut expanded polytetrafluoroethylene (ePTFE).

EPTFE adalah polimer yang telah dikembangkan dari senyawa PTFE atau dikenal dengan teflon. 

EPTFE merupakan salah satu penemuan yang mengubah dunia, sehingga para astronot NASA bisa menjalankan misi ke luar angkasa dengan baik.

Baca juga: Misi NASA ke bulan Tertunda Gara-gara Baju Astronot Belum Siap

Tak hanya itu, bahan baju astronot tersebut ternyata juga biasanya digunakan sebagai pelapis kabel karena sifatnya yang anti air.

Tentu saja, sejarah penemuan ePTFE, salah satu bahan baju astronot, bukanlah perjalanan yang singkat.

Sebab, Bob Gore yang pertama kali menemukan bahwa PTFE dapat dikembangkan kembali, telah melalui kegagalan dalam serangkaian percobaannya.

Seperti dilansir dari Science History Institute, Rabu (25/5/2022) Bob lahir di Salt Lake City, Utah. Dia merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Ayahnya, Wilbert (Bill) Gore adalah seorang insinyur kimia di salah satu perusahaan di New York.

Percobaan awal penemuan bahan baju astronot

Bill sering bereksperimen di ruang bawah tanah rumahnya dengan bahan kimia yang diproduksi perusahaan tempatnya bekerja, Dupont, dan menggunakannya.

Sebelum akhirnya menemukan bahan yang tepat untuk baju astronot, pada saat itu dia sering membuat inovasi baru dari neoprene, refrigeran fluorokarbon, PTEF dan nilon. Hal ini pun menurun pada anaknya, Bob, yang juga berkuliah di jurusan teknik.

Baca juga: Tak Bisa Cuci Baju, Astronot Akhirnya Bisa Bersihkan Pakaian Dalam di Luar Angkasa

Ilustrasi astronotFreepik Ilustrasi astronot

Pada 1957 Bob berhasil menyelesaikan masalah teknis, ketika ayahnya kesulitan menggunakan PTFE untuk mengisolasi beberapa konduktor tembaga dan membentuknya menjadi kabel pita.

Ia berhasil menemukan kabel yang dapat meningkatkan fungsi komputer, dan mendapatkan hak paten untuk produk yang dinamai kabel MULTI-TET.

Kemudian, keluarga Gore membangun perusahaan W. L. Gore and Associates di tahun 1958 yang pada saat itu berlokasi di ruang bahwa tanah.

Di tahun 1960 ada pesanan besar kabel pita MULTI-TET, dari Perusahaan Air Denver dan membuat keluarga Gore menempati pabrik yang tidak jauh dari rumah mereka.

Selanjutnya, pada 1962 Bob menyelesaikan gelar doktor di bidang teknik kimia di University of Minnesota.

Sekitar bulan Oktober 1969 dia meneliti proses baru untuk meregangkan PTFE menjadi pita pipa ketika menemukan bahwa polimer tersebut dapat "diperluas."

Baca juga: Astronot NASA dan ESA Kembali ke Bumi Usai Jalani Misi 6 Bulan di Luar Angkasa

Sayangnya, banyak percobaan yang gagal lantaran diperlukan suhu yang sesuai untuk dapat meregangkan batang PTFE.

Alih-alih meregangkan material yang dipanaskan secara perlahan, ia mempercepat proses pemanasan yang secara tidak sengaja menyebabkannya menjadi struktur berpori. Material itu terdiri dari 70 persen udara di dalamnya.

Expanded polytetrafluoroethylene, atau ePTFE ciptaan Bob dijadikan bahan pembuat kain yang memiliki merek dagang Gore-Tex. 

Kain Gore-Tex adalah adalah membran kain tahan air dan angin, terdiri dari miliaran lubang kecil disebut breathable fabric yang berasal dari ePTFE, dan tetap membebaskan kulit untuk "bernapas". Sehingga dapat digunakan oleh para astronot.

Segera setelah itu, perusahaan memproduksi berbagai bentuk ePTFE, termasuk serat, tabung, kabel listrik, filter industri, implan medis, dan kain laminasi untuk kegiatan di luar ruangan. Produk dari perusahaan itu juga banyak digunakan untuk pembuatan senar gitar.

Kini, bahan tersebut telah menjadi bagian penting dalam misi-misi luar angkasa yang dilakukan para astronot. Bahan tersebut menjadi baju astronot yang melindungi mereka saat menjalankan misi di luar angkasa.

Baca juga: Elon Musk Ungkap Pakaian Astronot Masa Depan Milik SpaceX

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com