Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Rina Triasih, M.Med (Pead), Ph.D, Sp.A(K)
Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi - IDAI

Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi – Ikatan Dokter Anak Indonesia
Dosen di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Anak Asma Berhak Mendapatkan Pengobatan yang Adekuat

Kompas.com - 18/05/2022, 12:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
-

Gejala utama asma pada anak berupa batuk kronik yang berulang, disertai sesak, rasa dada tertekan, dan adanya bunyi mengi (mencuit) pada saat mengeluarkan napas.

Gejala tersebut akan muncul jika terpicu oleh hal-hal tertentu, misalnya udara dingin, debu, bulu hewan, aktivitas fisik, asap rokok, makanan dan lain-lain.

Setiap anak mempunyai pemicu tertentu, yang belum tentu sama dengan anak lainnya.

Meskipun asma tidak dapat disembuhkan, asma dapat dikelola untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala atau serangan asma, sehingga anak dapat melakukan aktivitas seperti anak seusianya dan mencapai tumbuh kembang yang optimal.

Baca juga: Memperingati Hari Asma Sedunia: Menyibak 9 Mitos Asma yang Tak Perlu Dipercaya

Pentingnya pengobatan asma pada masa kecil

Seorang anak yang menderita asma, jika penyakitnya terkendali pada masa anak-anak, sebagian besar akan tidak menunjukkan gejala pada masa remaja atau dewasa.

Oleh karena itu, pemberian obat asma yang adekuat dan optimal pada masa anak menjadi hal yang sangat penting.

Obat pada asma ada dua macam, yaitu obat pelega yang diberikan pada saat terjadinya serangan asma yang menimbulkan gejala sesak napas; dan obat pengendali untuk mencegah agar tidak timbul gejala atau serangan.

Pemberian obat asma paling baik diberikan melalui hirupan (inhalasi), yang bisa diberikan dengan menggunakan nebulizer atau inhaler.

Cara ini yang paling direkomendasikan karena obat akan langsung mengenai sasaran, yaitu saluran napas.

Pada kenyataannya, baru sebagian kecil anak asma di Indonesia yang bisa mendapatkan pengobatan yang adekuat dengan inhaler. Masih banyak anak yang diberikan obat yang diminum untuk mengatasi asmanya.

Pada salah satu survei yang dilakukan di Yogyakarta pada anak usia sekolah (usia 6-7 tahun dan 13-14 tahun), didapatkan kurang dari 30% anak asma yang mendapat obat pelega secara inhalasi dan kurang dari 5% yang mendapat obat pengendali.

Baca juga: Kenali 5 Pemicu Asma, Salah Satunya Bulu Hewan

Obat inhaler (baik obat pelega maupun pengendali) sudah ada di Indonesia, tetapi ketersediaannya masih belum merata di seluruh provinsi.

Survei yang dilakukan pada sekitar 1400 dokter anak di Indonesia pada tahun 2022 oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia, mengidentifikasi beberapa alasan masih rendahnya pemberian obat pengendali asma pada anak, yaitu karena ketidaktersediaan obat di tempat bekerja, orangtua menolak, obat tidak ditanggung oleh BPJS, orangtua tidak mampu membeli obat, dan masih ada dokter yang tidak percaya diri memberikan obat pengendali hirupan.

Adanya kesenjangan pelayanan asma pada anak di Indonesia telah kita ketahui dan perlu diatasi.

Program asma anak di Indonesia perlu lebih diperhatikan dan didukung oleh berbagai pihak, masyarakat dan keluarga.

Setiap napas adalah anugerah dan setiap anak adalah masa depan bangsa. Mari kita perbaiki pelayanan asma anak di Indonesia!

 

Dr. Rina Triasih, M.Med (Pead), Ph.D, Sp.A(K)

Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi – Ikatan Dokter Anak Indonesia

Dosen di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com