Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2022, 18:34 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah kamu melihat bintang jatuh? Sebagian orang percaya bintang jatuh merupakan pertanda bahwa sebuah doa akan dikabulkan. Padahal, hal itu tidak ada hubungannya dan bintang jatuh bisa dijelaskan menurut sains.

Apa itu bintang jatuh?

Bintang jatuh sebenarnya adalah sebuah meteor. Meteor adalah batuan yang berasal dari luar angkasa yang memasuki atmosfer Bumi dan terbakar. Batuan yang terbakar inilah yang tampak sebagai bintang jatuh.

Meteor, Meteoroid, dan Meteorit

Ketiga benda langit yang baru saja kamu baca sebenarnya adalah benda yang sama, yaitu batuan yang berasal dari luar angkasa. Perbedaannya terletak pada lokasi dan apa yang terjadi pada masing-masing batuan.

Meteoroid adalah batuan atau fragmen kecil yang berasal dari sisa asteroid, komet, atau planet. Meteoroid ini sangat banyak jumlahnya ditemukan di antara planet hingga di luar tata surya, yaitu pada Sabuk Kuiper dan Awan Oort.

Meteoroid ini memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari satu mikron hingga lebih kecil dari satu meter. Batuan ini terdiri dari batuan atau logam.

Meteoroid bisa memasuki atmosfer Bumi. Meteoroid memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi hingga permukaannya terbakar karena bergesekan dengan partikel udara. Batuan yang bergerak sangat cepat dan terbakar ini disebut dengan meteor.

Para peneliti memperkirakan 48,5 ton meteor masuk ke dalam atmosfer Bumi. Namun, sebagian besar meteor ini akan terbakar habis sebelum menyentuh permukaan Bumi.

Baca juga: Bagaimana Terjadinya Meteoroid dan Dampaknya Bagi Manusia

Meteorit adalah meteor yang menyentuh atau jatuh ke permukaan Bumi. Jumlahnya tidak banyak. Sebagian besar meteorit sangat kecil sehingga tidak membahayakan manusia. Namun, ada pula meteorit berukuran besar yang jatuhnya menyebabkan ledakan dan menyisakan kawah di sekitar tempat jatuhnya meteorit.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com