Suhu laut telah menghangat secara drastis selama beberapa dekade terakhir sebagai akibat dari pembakaran bahan bakar fosil.
“Air yang lebih hangat akan menciptakan lebih banyak bahan bakar untuk meningkatkan intensitas badai,” ujar Bloemendaal.
Adapun daerah yang tidak terlihat siklon tropis intens yang berlipat ganda di masa mendatang adalah Teluk Meksiko dan Teluk Benggala. Frekuensi badai intens tetap pada dasarnya dan tidak berubah.
Hal ini disebabkan kondisi atmosfer di wilayah tersebut akan menjadi kurang menguntungkan bagi badai tropis di masa depan.
Baca juga: Saat Badai Api Melanda Planet Bumi pada 13.000 Tahun yang Lalu...
"Model iklim global memproyeksikan peningkatan stabilitas atmosfer di wilayah itu di bawah kondisi iklim masa depan," tulis Bloemendaal.
Dikarenakan peningkatan stabilitas atmosfer ini, lanjut dia, frekuensi keseluruhan siklon tropis di Teluk Meksiko diproyeksikan menurun, karena kondisinya menjadi lebih tidak menguntungkan untuk pengembangan siklon tropis.
Kendati begitu, ia mencatat bahwa ketika badai tropis terbentuk di wilayah tersebut, perairan yang lebih hangat akan menyediakan bahan bakar ekstra untuk meningkatkan intensitas topan hingga kategori 3 atau lebih tinggi.
Sehingga, saat para ilmuwan berharap untuk melihat lebih sedikit badai secara keseluruhan di Teluk Meksiko atau Teluk Benggala, ini akan menjadi sangat kuat dan mahal.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG: Malam Ini Akan Lahir Badai Tropis Teratai, Waspadai Dampaknya