Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Virus Zika, Penularan, Gejala, dan Pengobatannya

Kompas.com - 27/04/2022, 13:11 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comVirus Zika pernah menyebabkan Kejadian Luar Biasa di wilayah Pasifik dan menyebar hingga ke Asia dan Afrika. Bahkan, World Health Organization (WHO) pernah menetapkan penyakit Virus Zika sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

Sejarah virus Zika

Virus Zika adalah jenis flavavirus yang ditularkan oleh nyamuk. Virus ini pertama kali ditemukan di Uganda pada tahun 1947 di tubuh monyet. Pada tahun 1952, virus ini ditemukan pada manusia di Uganda dan Tanzania.

Virus ini pernah membuat wabah pada tahun 2007 di Pulau Yap. Selain itu, wabah virus Zika juga pernah terjadi tahun 2013 di wilayah Pasifik dan tahun 2015 di Afrika. Menurut data WHO, sebanyak 86 negara pernah melaporkan infeksi virus Zika.

Penularan

Virus Zika menular melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Aedes aegypti adalah nyamuk yang juga menyebarkan penyakit seperti demam berdarah dan chikungunya. Nyamuk ini banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Nyamuk ini sering menggigit di pagi dan sore hari.

Penularan utamanya adalah dari darah yang terinfeksi. Oleh karena itu, penyakit ini juga menular dari ibu hamil ke bayinya, transfusi darah, transplantasi organ, dan hubungan seksual.

Gejala

Gejala virus Zika akan muncul setelah 3 sampai 14 masa inkubasi. Sebagian besar kasus penyakit virus Zika tidak menunjukkan gejala parah. Namun, gejala yang umum ditemukan adalah demam ringan, ruam pada kulit, konjungtivitis, nyeri otot dan sendi, lemas, dan sakit kepala.

Namun, komplikasi yang lebih serius mengintai pasien virus Zika yang sedang hamil. Bayi yang lahir kemungkinan besar akan mengalami cacat bawaan, seperti mikrosefalus dan gangguan neurologis. Pada beberapa kasus, penyakit ini bisa memicu keguguran dan lahir prematur.

Baca juga: Studi Ungkap Mutasi Tunggal Bikin Virus Zika Lebih Berbahaya

Pengobatan

Hingga saat ini tidak ada obat yang bisa mengobati penyakit virus Zika. Obat-obatan pendukung hanya bisa membantu meringankan gejala yang muncul, seperti demam, dan nyeri sendi. Istirahat yang cukup dan minum air putih yang banyak bisa membantu tubuh pasien untuk merasa lebih nyaman saat sakit.

Hal yang bisa dilakukan adalah mencegah tertular virus Zika, terutama ibu hamil. Anda bisa menggunakan losion anti-nyamuk dan menggunakan baju yang tertutup. Anda juga bisa mencegah perkembangbiakan nyamuk, seperti menutup tempat penampungan air, menaburkan bubuk abate ke bak mandi, dan mencegah genangan air di sekitar lingkungan rumah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com