Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Mengapa Tulang Manusia Keras dan Bukan Tulang Rawan Seperti Ikan Hiu?

Kompas.com - 25/04/2022, 20:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Curious Kid: mengapa tulang manusia bukan tulang rawan seperti ikan hiu? - Michael Heithaus

Oleh: Michael Heithaus

PERTAMA, mari kita bicara tentang perbedaan antara tulang dan tulang rawan. Keduanya adalah bahan yang dapat membuat kerangka, tetapi keduanya sangat berbeda.

Tulang biasa tidak bisa dibengkokkan dan sangat kuat, tapi bisa retak jika banyak tekanan. Sedangkan tulang rawan, meskipun tidak sekuat tulang biasa, tapi bisa dibengkokkan dan lebih fleksibel.

Kerangka manusia terbuat dari tulang, tetapi kita juga memiliki tulang rawan di telinga dan hidung kita dan bantalan di persendian kita. Faktanya, kebanyakan kerangka kita adalah tulang rawan ketika kita masih bayi, tapi saat kita tumbuh mereka digantikan oleh tulang.

Tulang rawan terlalu kenyal untuk menopang berat badan seseorang. Jika kerangka kita terbuat dari tulang rawan, kita akan jatuh karena beban gravitasi. Tubuh kita membutuhkan kekuatan tulang yang kuat untuk menopang berat kita di darat.

Baca juga: Mengenal Nenek Moyang Hiu yang Hidup Ratusan Juta Tahun yang Lalu

Di dalam air, bagaimanapun, kerangka tulang rawan hiu telah membantu mereka bertahan hidup dan berkembang. Karena tulang rawan lebih ringan daripada tulang, hiu tidak perlu bekerja keras untuk berenang. Ini sangat penting, karena mereka tenggelam jika berhenti berenang.

Jika mereka memiliki kerangka yang lebih berat, mereka harus bekerja lebih keras dan menghabiskan lebih banyak energi hanya untuk terus bergerak.

Tulang rawan kuat tetapi fleksibel, sehingga membantu hiu menjadi perenang yang cepat dan dapat bermanuver. Itu membantu mereka menangkap mangsa dan menghindari pemangsa. Dan hiu memang memiliki predator.

Banyak hiu besar, seperti martil besar, suka makan hiu kecil. Dan orca, atau paus pembunuh, akan memakan hiu putih besar. Beberapa hiu, seperti hiu lemon, bahkan akan memakan anggota yang lebih kecil dari spesiesnya sendiri.

Manfaat tulang

Saat ini ada sekitar 1.000 spesies ikan dengan tulang rawan sebagai kerangka tubuh mereka, dan lebih dari 28.000 spesies ikan dengan tulang biasa sebagai kerangka mereka. Sifat tulang yang tidak bisa bengkok dan bisa menjadi sangat kuat dapat membantu otot bekerja lebih baik dengan memberikan penunjang kuat. Jadi memiliki tulang memungkinkan tubuh untuk bisa bergerak di dalam air.

Misalnya, ada banyak sekali bentuk ikan bertulang. Banyak dari mereka menggunakan sirip dada di sisi mereka untuk bergerak, bukannya menggerakkan diri dengan ekor seperti hiu . Itu memungkinkan mereka untuk bergerak maju dan mundur, yang sangat berguna untuk bergerak masuk dan keluar dari tempat yang sempit, seperti sudut di terumbu karang.

Lebih dari 400 juta tahun yang lalu, sekelompok ikan purba yang disebut placodermi adalah ikan pertama yang mengembangkan rahang. Ini penting karena membantu mereka menjadi pemangsa yang mengesankan.

Placodermi memiliki lempengan tulang luar biasa yang dapat melindungi kepala dan bagian tubuh mereka, tetapi sisa kerangka mereka terbuat dari tulang rawan. Itulah salah satu alasan kami menemukan fosil kepala dan rahang mereka, tetapi tidak pada sisa kerangka mereka. Tulang rawan jarang memfosil.

Baca juga: Kenapa Hiu Megalodon Punah?

Silsilah keluarga yang mencurigakan

Placodermi mungkin adalah nenek moyang dari dua kelompok utama ikan – hiu dan pari modern, dengan kerangka yang terbuat dari tulang rawan, dan ikan bertulang.

Kedua kelompok telah bertahan selama ratusan juta tahun. Tapi ikan bertulanglah yang menciptakan amfibi – makhluk pertama yang meninggalkan laut dan mengembangkan anggota badan dan paru-paru yang memungkinkan mereka hidup di darat.

Amfibi dengan kerangka bertulang itu menciptakan reptil, dan dari reptil muncul burung dan mamalia dan akhirnya termasuk manusia. Itu berarti kita bisa melacak tulang kita sampai ke ikan purba. Saat ini ada sekitar 60.000 spesies di Bumi dengan kerangka tulang berenang, hidup di darat atau terbang di udara.

Michael Heithaus

Executive Dean of the College of Arts, Sciences & Education and Professor of Biological Sciences, Florida International University

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Curious Kid: mengapa tulang manusia bukan tulang rawan seperti ikan hiu?". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com