Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persiapan Misi Artemis, NASA Bikin Ransel Antinyasar di Bulan

Kompas.com - 26/04/2022, 11:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Bulan bukan jadi tempat di mana Anda ingin tersesat. Sebab, bila itu terjadi akan sulit untuk mencoba menelusuri kembali jejak kaki Anda yang berdebu tanpa sistem GPS.

Untung saja, insinyur luar angkasa telah menemukan cara mengatasi keterbatasan ini bila manusia kembali menginjakkan kaki di Bulan lagi.

Dikutip dari Gizmodo, Senin (25/4/2022) para ilmuwan ini memberikan solusi dengan merancang ransel portabel yang berfungsi untuk menghasilkan peta 3D medan Bulan secara langsung.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Penyebab Bulan Memiliki 9.000 Kawah di Permukaannya

Ransel tersebut diberi nama Kinematic Navigation and Cartography Knapsack (KNaCK).

Ransel ini merupakan kolaborasi antara NASA dan pihak swasta untuk membantu penjelajah masa depan menemukan jalan mereka di sekitar wilayah kutub selatan Bulan yang kurang dijelajahi.

KNaCK memungkinkan sistem navigasi real-time sesuai permintaan dan bekerja dengan menggenakan laser yang mengukur jarak ke objek terdekat dan fitur permukaan. Sistem tersebut pun kemudian dapat memberikan peta 3D beresolusi tinggi di area penjelajahan para astronot.

Teknologi yang digunakan dalam ransel ini disebut sebagai LIDAR gelombang kontinu termodulasi frekuensi dan mampu memberikan kecepatan dan jangkauan untuk jutaan titik pengukuran per detik, termasuk kecepatan dan jarak ke partikel debu yang terganggu.

“Ini juga akan membantu memastikan keselamatan astronot dan kendaraan penjelajah di Bulan, mengidentifikasi jarak sebenarnya ke landmark yang jauh dan menunjukkan kepada penjelajah secara real time seberapa jauh mereka telah datang serta seberapa jauh yang jarak tersisa untuk mencapai tujuan mereka,” ungkap Michael Zanetti, yang memimpin proyek KNaCK.

NASA sendiri berencana mengirim manusia ke Bulan dalam program Artemis pada tahun 2025. Namun kali ini para astronot akan mendarat di dekat kutub selatan Bulan.

Daerah itu sangat menarik bagi para ilmuwan karena bukti menunjukkan bahwa mungkin area tersebut mengandung es di bawah permukaan.

Jika memang benar adanya maka dapat digunakan sebagai sumber daya berharga untuk eksplorasi Bulan.

Namun, sebagian besar kutub selatan Bulan tertutup bayangan, yang dapat menyulitkan astronot masa depan untuk memperkirakan jarak ke tujuan mereka.

Baca juga: Es di Bulan Tak Mencair, Anomali Ini Diduga Melindungi Es Bulan

Halaman:
Sumber Gizmodo
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com