Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembekuan Sperma Koala Jadi Cara Selamatkan dari Kepunahan

Kompas.com - 17/04/2022, 13:01 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menunjukkan pembekuan sperma koala menjadi salah satu langkah penting untuk menyelamatkan spesies tersebut dari kepunahan.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Animals menyebut, bio-bank dan teknologi reproduksi berbantu untuk koala secara signifikan membantu program penangkaran yang akan mempertahankan keragaman genetik mereka.

Metode ini juga dapat memotong biaya yang saat ini dibutuhkan untuk melaksanakan program-program tersebut.

Namun tanpa dilakukannya intervensi, peneliti pun memperingatkan bahwa spesies endemik Australia ini bakal punah pada 2050.

Baca juga: Koala Resmi Terancam Punah, Australia Diambang Kehilangan Ikon Nasional

"Saat ini kami tak memiliki alat yang dioptimalkan yang dapat menyimpan materi reproduksi koala, seperti sperma. Jadi kami tak bisa menjamin keselamatan mereka dari kepunahan," ungkap Ryan Witt, peneliti dari University of Newcastle, Australia.

"Misalnya saja seperti yang terjadi saat kebakaran hutan 2019-2022, yang mengancam dan memusnahkan sebagian besar hewan dalam satu waktu," imbuhnya.

Diperkirakan hampir 60.000 koala mungkin telah terbunuh atau terpengaruh selama kebakaran semak yang menyebar ke seluruh negara bagian Victoria dan New South Wales di Australia.

Para peneliti memperingatkan, bahwa tidak ada cara untuk mengembalikan koala atau melestarikan genetika mereka, jika populasi mereka yang sudah berkurang tiba-tiba dilanda peristiwa kebakaran lain.

“Bio-banking, jika dikembangkan untuk koala, akan menawarkan solusi untuk menyimpan genetika koala hidup dengan membekukan sel kelamin seperti sperma," kata Witt.

Sperma yang dibekukan kemudian dapat digunakan untuk membuahi koala betina menggunakan teknologi reproduksi berbantu.

Jika bio-banking dan reproduksi berbantu dimasukkan ke dalam program penangkaran koala saat ini, peneliti pun memprediksi bahwa pengurangan biaya keseluruhan 5 hingga 12 kali lipat mungkin terjadi.

“Program penangkaran membutuhkan ukuran koloni koala yang lebih besar untuk mencegah perkawinan sedarah. Tetapi dengan mengintegrasikan reproduksi berbantu, kami dapat mengurangi jumlah koala di penangkaran, menurunkan biaya, dan meningkatkan keragaman genetik,” jelas Witt.

Baca juga: Australia Resmi Masukkan Koala dalam Daftar Hewan yang Terancam Punah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com