Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Ungkap Penyebab Bulan Memiliki 9.000 Kawah di Permukaannya

Kompas.com - 14/04/2022, 21:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bulan mempunyai setidaknya 9.000 kawah di permukaannya, yang membuat satelit alami Bumi ini kerap disebut memiliki bopeng.

Selain itu, Bulan juga diketahui memiliki kawah yang lebih banyak di satu sisi dibandingkan bagian lainnya.

Menurut International Astronomical Union, hantaman objek luar angkasa seperti asteroid secara bertubi-tubi yang terjadi sekitar 4,3 miliar tahun lalu mengubah keseimbangan di permukaan Bulan.

Baca juga: Es di Bulan Tak Mencair, Anomali Ini Diduga Melindungi Es Bulan

Pada akhirnya, tabrakan asteroid ke Bulan itu juga menyebabkan satu sisi bulan dipenuhi lebih banyak kawah daripada sisi yang lain.

Dilansir dari Live Science, Rabu (13/4/2022) kawah Bulan, tidak hanya terbentuk akibat asteroid saja tetapi karena tumbukan dengan meteor dan komet.

Bahkan, sebuah asteroid besar yang menabrak bulan sekitar miliaran tahun yang lalu menyebabkan bencana besar di mantel Bulan. Studi baru-baru ini juga mengungkapkan, bahwa kawah yang terbentuk tidak merata ke seluruh permukaan Bulan.

Misalnya, sisi jauh bulan yang tidak pernah diamati ilmuwan dari Bumi memiliki jumlah kawah jauh lebih banyak dibandingkan sisi dekatnya. Adapun sisi dekat Bulan memiliki lebih sedikit lubang lantaran permukaannya tertutup mare atau lunar maria.

Mare adalah dataran lava padat yang luas dan gelap di Bulan. Bentangan luas lava padat yang dapat dilihat dengan mata telanjang dari Bumi akan tampak seperti bercak gelap.

Bidang lava ini kemungkinan menutupi kawah yang seharusnya menandai sisi dekat bulan. Sebaliknya, sisi jauh Bulan hampir tidak memiliki lunar maria sehingga kawahnya masih dapat terlihat.

Sejumlah ilmuwan menduga, lunar maria terbentuk setelah tabrakan besar yang terjadi sekitar 4,3 miliar tahun yang lalu. Tabrakan tersebut menciptakan cekungan Kutub Selatan-Aitken atau South Pole Aitken basin (SPA).

Untuk diketahui, SPA adalah kawah besar dengan lebar maksimum sekitar 2.574 km, dan kedalaman maksimum 8,2 km, yang merupakan lubang terbesar di Bulan.

Studi menunjukkan dampak SPA mampu menciptakan fenomena unik di dalam mantel Bulan, lapisan magma di bawah kerak, dan hanya memengaruhi bagian dekatnya.

"Kita tahu bahwa dampak besar seperti yang membentuk SPA akan menciptakan lebih banyak panas," ujar mahasiswa doktoral ilmu planet di Brown University, Matt Jones.

Baca juga: Kenapa Bulan Disebut sebagai Satelit Alami? Ini Penjelasannya

 

Para ilmuwan juga telah mengetahui bahwa medan lava di sisi dekat Bulan berasal dari mantelnya berdasarkan sampel dari misi Apollo. 

Misi tersebut membawa sampel Bulan dengan kandungan unsur-unsur radioaktif yang menghasilkan panas seperti kalium, fosfor, dan thorium. Material ini diduga banyak terdapat di dalam mantel Bulan.

Melalui simulasi komputer, para ilmuwan menemukan bahwa SPA akan menciptakan gumpalan panas di dalam mantel yang mendorong unsur-unsur radioaktif menuju kerak.

Baca juga: Roket di Luar Angkasa Tabrak Bulan Hari Ini, Apa Dampaknya?

Dengan demikian, ketika sebuah batu ruang angkasa bertabrakan dengan Bulan dapat menyebabkan lava dari mantel mengalir, kemudian menutup lebih banyak kawah tumbukan yang lebih tua. Sehingga, satu sisi Bulan akan memiliki lebih sedikit kawah.

"Dampak SPA adalah salah satu peristiwa paling signifikan dalam sejarah Bulan. Dapat lebih memahami bagaimana itu membentuk dua sisi Bulan yang kita lihat hari ini sangat menarik," jelas Jones.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com