Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Cara Menguji Keampuhan Metode Pengobatan? Dokter Jelaskan

Kompas.com - 11/04/2022, 17:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menguji keampuhan suatu metode pengobatan tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Terdapat beberapa cara atau metodologi yang lazim digunakan dalam dunia medis untuk menguji keampuhan metode pengobatan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Spesialis jantung dan pengamat masalah kesehatan dr. Bambang Budiono, Sp.JP, FIHA. FAPSIC, FSCAI.

Ia menjelaskan, cara menguji keampuhan metode pengobatan bisa menggunakan hasil antara atau surrogate end point. 

Ini dapat digunakan untuk melihat dampak suatu pengobatan, misalnya melihat adanya perubahan penanda khusus dari hasil laboratorium, melihat perubahan dari pencitraan khusus seperti kardiologi nuklir, ekokardiografi, dan lain-lain.

"Bisa juga dengan menggunakan data klinis sebagai hasil akhir, misalnya peningkatan kemampuan fisik, penurunan kekerapan dirawat di rumah sakit akibat gagal jantung, penurunan kejadian serangan jantung dan kematian, dan lain lain," ujar Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (8/4/2022).

Ia menambahkan, menilai keunggulan suatu metoda pengobatan bisa dilakukan dengan membandingkan obat atau metode baru dengan terapi standar (jika sudah ada) atau membandingkan dengan suatu bahan yang tidak aktif yang disebut plasebo.

Baca juga: Awas Pengobatan Tidak Tuntas Bisa Sebabkan Tuberkulosis Resisten Obat

Menurutnya, metode penelitian pengujian obat yang terbaik jika dilakukan randomisasi atau acak, dengan tidak diketahui mana obat aktif dan plasebo, dan pada akhir penelitian baru dibuka untuk mengetahui mana yang zat aktif dan mana yang plasebo.

"Pasien dan dokter tak tahu yang mana obat aktif dan mana plasebo, karena kemasan plasebo dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk obat atau zat aktif, biasanya akan diberi kode," jelas dia.

Perlu diketahui, meskipun bukan suatu zat aktif, plasebo bisa memiliki dampak seperti zat aktif, baik khasiat maupun efek sampingnya.

"Jadi jangan heran jika ada pasien yang memperoleh kapsul berisi tepung, bisa terjadi penurunan kadar gula darah, penurunan tensi, penurunan kadar cholesterol, maupun berkurangnya keluhan klinis," tutur dia.

Selain itu, wajar jika pasien yang memperoleh plasebo mengeluhkan efek samping mirip halnya obat aktif, misal batuk, diare, demam, pusing, dan sebagainya.

"Nah, penelitian dengan desain yang baik akan menjawab apakah obat atau metoda yang diberikan pada pasien benar benar memiliki manfaat klinis atau tidak," papar Bambang.

Semakin banyak yang terlibat penelitian untuk melakukan pengujian keampuhan pengobatan, lanjut dia, maka semakin kuat kesimpulan yang bisa diambil apakah memang bermanfaat atau tak lebih baik dari plasebo.

Baca juga: Peneliti Mengembangkan Metode Pengobatan Terbaru Kanker Pankreas, Seperti Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com