Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segitiga Terumbu Karang di Kepulauan Raja Ampat, Amazon of Ocean Terancam Hilang

Kompas.com - 06/04/2022, 09:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Kepulauan Raja Ampat sangat dikenal sebagai surga air bawah laut karena memiliki jantung Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) dunia, kawasan ini juga disebut sebagai The Amazon of Ocean.

Di perkirakan, lautan di Raja Ampat di Papua Barat ini memiliki 553 jenis karang dan rumah lebih dari 70 persen jenis terumbu karang yang ada di dunia.

Tidak hanya itu, di sana juga menjadi tempat bagi 1.456 jenis ikan karang yang membuat Kepulauan Raja Ampat menjadi kawasan dengan kekayaan jenis ikan karang tertinggi di dunia.

Terdapat pula 699 jenis Molusca, 5 jenis penyu dan 16 jenis mamalia laut (Cetacean). Di antara 699 jenis Moluska tersebut, 530 jenis adalah siput-siputan (gastropoda), 159 kerang-kerangan (bivalva), 2 Scaphoda, 5 cumi-cumian (cephalopoda) dan 3 Chiton.

Tipe terumbu karang yang terdapat di Kepulauan Raja Ampat umumnya berupa karang tepi (fringe reef), dengan kemiringan yang cukup curam. Selain itu, terdapat juga tipe terumbu karang cincin (atol) dan terumbu penghalang (barrier reef).

Alasan menjaga segitiga terumbu karang Raja Ampat

Direktur Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF), Tonny Wagey mengatakan, ada 17 spesies mamalia laut dunia terancam punah di kawasan tersebut, dan masyarakat di sekitar kawasan yang masih bergantung hidup dengan menjadi nelayan mencari ikan-ikan di sekitar terumbu karang sebagai mata pencahariannya.

“Raja Ampat adalah Hutan Amazon di Lautan, sebab enam dari tujuh jenis penyu yang terancam punah masih bisa ditemukan di perairan Raja Ampat ini,” kata Tonny di Sorong, Rabu (23/3/2022).

Baca juga: Kepulauan Raja Ampat sebagai Jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia, Apa Fungsinya?

Dengan data-data yang telah dipaparkan di atas, Tonny menegaskan bahwa artinya memang benar saja kalau Kepulauan Raja Ampat juga kerap disebut dengan The Amazon of Ocean itu yang harus dijaga dari ancaman kerusakan, terutama kerusakan di segitiga terumbu karang.

“Kawasan segitiga terumbu karang itu sangat penting kita jaga, ya karena inilah The Amazon of Ocean dari Indonesia,” ujarnya.

Jika terumbu karang di Raja Ampat terjaga dengan baik, maka biota laut termasuk ikan-ikan karang akan bisa hidup dengan baik dan berkembang biak dengan masif.

Sebaliknya, jika terumbu karang rusak atau sengaja dirusak oleh aktivitas manusia itu sendiri, maka manusia jugalah yang akan ikut rugi.

Terumbu karang yang rusak tidak akan cantik dipandang mata, wisatawan tidak akan ada yang mau berkunjung, padahal kawasan Kepulauan Raja Ampat menjadi salah satu objek wisata air yang paling banyak diminati warga lokal maupun asing.

Akibat terumbu karang yang rusak juga akan menyebabkan ikan-ikan dan biota karang akan pergi atau bahkan buruknya bisa ikut mati, maka nelayan akan susah mencari ikan lagi.

“Kalau kita tidak jaga dan tidak kita lakukan sekarang, dampaknya yang paling besar kerugiannya ada di kita,” jelasnya.

Tidak hanya bagi makhluk air, terumbu karang pun menjadi sumber protein bagi manusia lewat ikan-ikan yang tumbuh besar di wilayah kawasan perairan Kepulauan Raja Ampat.

Baca juga: Kapal Inggris Rusak 1.600 Meter Persegi Terumbu Karang Raja Ampat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com