Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Minum Kopi Bikin Sakit Perut? Begini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 05/04/2022, 13:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Beberapa orang menjadikan minum kopi sebagai bagian dari kehidupan mereka, sebelum menjalankan aktivitas di pagi hari.

 Akan tetapi, terkadang kopi dapat menyebabkan sakit perut hingga memicu buang air besar (BAB) setelah meminumnya.

Lantas, mengapa hal ini bisa terjadi?

Dilansir dari CNN, Senin (4/4/2022) sejauh ini belum banyak studi yang mengungkap kenapa minum kopi bikin sakit perut, dan menyebabkan orang terus buang air besar.

Baca juga: Studi Baru: Rutin Minum Kopi dan Teh Turunkan Risiko Stroke dan Demensia

 

Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa minum kopi lebih efektif daripada air hangat dalam mendorong pergerakan usus.

"Ini mungkin juga kasus yang tidak perlu banyak penelitian untuk mengetahui bahwa kopi memicu buang air besar, karena kopi adalah bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang," papar Direktur Laboratorium Motilitas Gastrointestinal di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Dr. Kyle Staller.

Studi menunjukkan dalam beberapa kasus, senyawa kopi selain kafein mungkin berkontribusi menyebabkan pergerakan usus yang tiba-tiba.

Para peneliti mengatakan, jenis senyawa maupun bagaimana interaksi dengan saluran pencernaan, sebagian besar masih belum diketahui.

Menurut studi yang dipublikasikan di National Center for Biotechnology Information tahun 1998, kopi mungkin merangsang aktivitas motorik di usus besar beberapa menit setelah dikonsumsi.

Tim peneliti menganalisis 12 peserta yang sehat dan ditemukan mengalami aktivitas ini.

Selama 10 jam di hari berikutnya, para peserta mengonsumsi kopi hangat, kopi tanpa kafein, air atau makanan.

Hasilnya adalah kedua jenis kopi dan makanan menyebabkan lebih banyak kontraksi dan tekanan usus besar, dibandingkan dengan air.

Baca juga: Ternyata Ini Penjelasan Ilmiah Kenapa Rasa Kopi Pahit

 

Peneliti mencatat kopi berkafein 60 persen lebih efektif daripada air untuk merangsang aktivitas motorik usus besar, sementara kopi tanpa kafein setidaknya memberikan efek pada pergerakan usus hingga 23 persen.

Sejumlah peserta dari penelitian lain pun mengatakan, minum kopi mendorong mereka untuk buang air besar.

Setelah melakukan serangkaian tes, aktivitas usus tampak meningkat dalam waktu empat menit setelah minum kopi hitam tanpa pemanis, efek ini berlangsung selama 30 menit.

"Hasil tersebut mungkin mengartikan bahwa kopi tidak secara langsung berhubungan dengan lapisan usus besar tetapi lebih memengaruhinya melalui mekanisme gastrokolik," terang Staller.

Baca juga: Minum Setara 200 Cangkir Kopi, Pria Inggris Meninggal karena Overdosis Kafein

Minum kopi memengaruhi hormon dan asam lambung

Kopi, lanjut Staller, mungkin telah merangsang pelepasan hormon gastrin yang memproduksi asam lambung.

Menurutnya, asam lambung dapat membantu mencerna makanan dan mendorong aktivitas di kolon.

Sehingga, ketika kopi masuk ke saluran pencernaan, seseorang bisa saja merasa sakit perut dan ingin buang air besar.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di jurnal National Center for Biotechnology Information tahun 2009, minum kopi mempercepat waktu yang dibutuhkan makanan untuk masuk ke usus kecil.

"Beberapa senyawa dalam kopi juga dapat berinteraksi dengan reseptor opioid di saluran pencernaan, yang memengaruhi fungsi usus," ujar Staller.

Di sisi lain, ahli gizi terdaftar Jerlyn Jones mengatakan, bahwa krimer susu dalam kopi mungkin merupakan salah satu penyebab kenapa minum kopi kerap mendorong orang untuk buang air besar. Kondisi ini, menurutnya, dapat diakibatkan karena intoleransi laktosa.

"Salah satu cara untuk mengetahui apa yang membuat Anda pergi ke kamar mandi (untuk buang air besar) adalah dengan minum kopi tanpa krim susu atau susu dan melihat gejalanya selama beberapa hari," kata Jones.

Apabila gangguan pencernaan setelah minum kopi terus-menerus terjadi, Jones menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter guna mengetahui kondisi kesehatan.

Dia pun merekomendasikan lebih banyak konsumsi serat dalam makanan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

"Rata-rata orang dewasa Amerika Serikat hanya mengonsumsi 12 sampai 14 gram serat sehari. Padahal pedoman diet 2020-2025 untuk orang Amerika merekomendasikan 25 sampai 30 gram serat sehari untuk orang dewasa," pungkas Jones.

Baca juga: 8 Manfaat Minum Kopi, Bisa Turunkan Risiko Kanker hingga Stroke

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com