1. Perhatikan waktu sahur dan berbuka
Dia memaparkan bahwa anak bisa melakukan sahur menjelang fajar atau tepatnya sebelum waktu imsak.
Selanjutnya, berbuka puasa tepat waktu atau disegerakan dengan meminum air putih. Selain itu, anak juga bisa diberikan makan makanan yang manis guna meningkatkan kadar gula darah.
"Adanya (mekanisme) homeostasis memengaruhi keseimbangan gula darah tubuh kita. Kira-kira jam 18.00 magrib, harus minum gula atau makan yang manis artinya minum teh manis saja sudah cukup untuk membatalkan puasa," terang Prof Damayanti.
Untuk diketahui, homeostasis adalah suatu kemampuan makhluk hidup untuk mengatur kondisinya agar tetap seimbang.
Mekanisme ini terjadi secara otomatis, tanpa kita sadari, misalnya ketika kepanasan maka tubuh akan mengeluarkan keringat.
Baca juga: Apakah Puasa Ramadhan Bisa Menurunkan Berat Badan?
2. Atur waktu makan
Seperti yang diketahui ketika memasuki bulan Ramadhan dan menjelang waktu berbuka, banyak makanan tersedia termasuk takjil berupa makanan manis hingga gorengan. Hal yang perlu diperhatikan adalah pola dan waktu makan saat berbuka.
"Makan harusnya tetap tiga kali (yaitu) setelah buka, lalu sholat, makan (berat), kalau setelah tarawih masih laper anak masih bisa makan," kata Damayanti.
Saat anak belajar puasa, maka penting bagi Anda untuk melihat kondisi anak, ketika tampak masih segar mengartikan dirinya masih kuat untuk tetap menjalankan puasa.
Sebaliknya, ketika anak yang belum wajib berpuasa merasa lapar dan mengaku tidak kuat izinkanlah mereka untuk berbuka.
3. Memperhatikan pola makan anak
Dalam kesempatan tersebut, Damayanti juga menyarankan agar orangtua memperhatikan pola makan anak selama sahur dan berbuka.