Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Diskalkulia, Gangguan Memahami Matematika

Kompas.com - 24/03/2022, 17:21 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Diskalkulia adalah gangguan yang mengakibatkan kesulitan belajar konsep matematika sehingga penalaran dan perhitungan matematis menjadi sulit.

Diskalkulia dapat muncul sebagai memori yang buruk untuk angka, waktu, urutan, arah, tata letak, informasi visual-spasial, serta ketidakmampuan yang membingungkan untuk mengelola hal-hal tersebut.

Dilansir dari Dyscalculia.org, Diskalkulia diyakini memengaruhi 6% hingga 7% dari populasi dan mencapai 26%, jika bentuk-bentuk kesulitan aritmatika juga termasuk. 

Bagi orang-orang dengan diskalkulia, melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan angka dapat menyebabkan kebingungan mental, kecemasan, dan kesulitan.

Diskalkulia kerap menunjukkan kurangnya kemajuan akademik di bidang matematika, disertai dengan keterampilan rata-rata atau lanjutan dalam berbicara, membaca, menulis, dan bidang lainnya. 

Baca juga: Tablet Tanah Liat Zaman Babilonia Disebut Membalikkan Sejarah Matematika

Perlu digarisbawahi bahwa diskalkulia lebih dari sekadar kesulitan memahami matematika.

Kondisi ini lebih serius daripada membuat kesalahan saat menambahkan angka atau mengalikan angka.

Penyebab diskalkulia

Dilansir dari Healthline, para ahli masih membutuhkan lebih banyak penelitian untuk memahami penyebab diskalkulia.

Tetapi, ada beberapa teori umum yang menjelaskan penyebab seseorang memiliki diskalkulia.

Beberapa peneliti percaya bahwa diskalkulia adalah hasil dari kurangnya instruksi awal yang konkret dalam matematika.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Cara Meningkatkan Kemampuan Anak di Bidang Matematika

Anak-anak yang diajari bahwa konsep matematika hanyalah serangkaian aturan konseptual untuk diikuti, alih-alih diinstruksikan dalam penalaran langsung, mungkin tidak mengembangkan jalur saraf yang dibutuhkan untuk memahami kerangka matematika yang lebih rumit.

Diskalkulia dapat terjadi dengan sendirinya atau dapat terjadi bersamaan dengan keterlambatan perkembangan dan kondisi neurologis lainnya.

Anak-anak dan orang dewasa mungkin lebih berisiko didiagnosis diskalkulia jika memiliki:

  • Disleksia
  • Gangguan pemusatan perhatian hiperaktif
  • Depresi
  • Kecemasan

Diskalkulia mungkin juga memiliki komponen genetik. Bakat matematika cenderung menurun dalam keluarga, sebagaimana halnya ketidakmampuan belajar.

Baca juga: Matematika Ungkap Jumlah Maksimal Kumpulan Orang saat Pandemi Corona

Gejala diskalkulia

Gejala diskalkulia mungkin berbeda-beda, bergantung pada usia dan tahap perkembangan.

Adapun gejala umum diskalkulia meliputi:

  • Kesulitan memahami atau mengingat konsep matematika
  • Kesulitan memahami isyarat verbal atau tertulis (seperti kata "dua") dan simbol dan penanda matematika mereka (nomor 2)
  • Kesulitan menjelaskan proses matematika
  • Kesulitan menggambarkan urutan peristiwa atau mengingat langkah-langkah dalam proses matematika.

Dilansir dari WebMD, untuk membantu penderita diskalkulia, spesialis pembelajaran, psikolog pendidikan, atau neuropsikolog yang berspesialisasi dalam diskalkulia merekomendasikan hal-hal berikut:

  • Rencana pengajaran yang dirancang khusus
  • Game pembelajaran berbasis matematika
  • Mempraktikkan keterampilan matematika lebih sering daripada siswa lain.

Jika orangtua melihat beberapa gejala diskalkulia pada sang anak, sebaiknya konsultasikan pada ahlinya untuk mendapatkan diagnosis dan tindakan yang lebih tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com