KOMPAS.com - Kasus harian Covid-19 di berbagai negara dunia dilaporkan kembali mengalami peningkatan, termasuk di China, Korea Selatan, dan Israel.
Menanggapi kenaikan kasus infeksi virus corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan kondisi itu disebabkan karena berbagai faktor.
Salah satunya adalah banyaknya kesalahan informasi atau misinformasi yang tersebar di tengah masyarakat, terkait dengan Covid-19 varian Omicron.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Dunia Kembali Melonjak, WHO Ungkap Penyebabnya
"Kami memiliki banyak informasi yang salah di luar sana. Informasi yang salah bahwa Omicron ringan. Informasi yang salah bahwa pandemi telah berakhir," papar Pimpinan Teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove dilansir dari Live Mint, Minggu (20/3/2022).
"Informasi yang salah bahwa ini adalah varian terakhir yang harus kita tangani. Ini (misinformasi) benar-benar menyebabkan banyak kebingungan (di tengah masyarakat)," lanjutnya.
Adapun berdasarkan data mingguan terbaru WHO, pihaknya menyebut terjadi peningkatan kasus di sejumlah negara kendati angka pengujian terhadap Covid-19 terbilang rendah.
"Peningkatan (kasus Covid-19) global, terjadi meskipun ada pengurangan yang signifikan dalam pengujian (Covid-19) di seluruh dunia," terang Van Kerkhove.
Seperti dilansir dari Reuters, Jumat (18/3/2022) Juru Bicara WHO Margaret Harris juga mengingatkan kepada dunia bahwa pandemi masih jauh dari kata selesai.
"(Pandemi Covid-19) masih jauh dari selesai". Yang pasti kita (masih) berada di tengah pandemi,” ungkap Harris.
Kemudian, beberapa faktor lain juga menurut WHO menyebabkan peningkatan kasus infeksi, termasuk penularan varian Omicron dan subvarian BA.2, serta pencabutan aturan Covid-19 di banyak negara.
Di sisi lain, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa banyak negara di Asia, dan Pasifik saat ini menghadapi lonjakan kasus maupun kematian.
“Virus ini terus berkembang, dan kami terus menghadapi kendala besar dalam mendistribusikan vaksin, tes, dan perawatan di mana pun pasien membutuhkannya," ujar Tedros.
Baca juga: Situasi Pandemi di Indonesia dan Catatan-catatan Epidemiolog