Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 di Dunia Kembali Melonjak, WHO Ungkap Penyebabnya

Kompas.com - 20/03/2022, 16:30 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber live mint

KOMPAS.com - Belakangan ini, sejumlah negara di dunia dilaporkan mengalami peningkatan kasus harian Covid-19.

Menanggapi hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan terdapat tiga penyebab utama dari lonjakan infeksi virus corona, termasuk di Asia dan Eropa.

WHO menyebut, salah satu penyebabnya adalah varian Omicron yang diketahui lebih cepat menular. Terlebih, di tengah munculnya subvarian BA.2 yang dijuluki sebagai varian Omicron siluman.

Baca juga: WHO Peringatkan Negara di Seluruh Dunia Tak Terburu-buru Cabut Pembatasan Covid-19

“Kita masih memiliki Omicron yang mentransmisikan pada tingkat yang sangat intens di seluruh dunia. Kita memiliki sub-garis keturunan Omicron BA.1 dan BA.2," ujar Pimpinan Teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove.

"(Subvarian) BA.2 lebih menular, dan ini adalah varian paling menular yang pernah kami lihat dari virus SARS-COV-2 hingga saat ini," lanjutnya.

Penyebab kasus Covid-19 global meningkat

1. Infeksi subvarian BA.2 yang cukup tinggi

Badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengungkapkan hasil lebih dari 400.000 urutan sampel yang telah dianalisis dalam 30 hari terakhir. Seperti dilansir dari Live Mint, Kamis (17/3/2022) berdasarkan data tersebut sebanyak 99,9 persen di antaranya adalah Omicron, sementara 75 persen dari sampel merupakan varian BA.2.

Kendati demikian, WHO belum melihat adanya keparahan penyakit yang disebabkan infeksi subvarian BA.2.

“Kami belum melihat peningkatan keparahan dengan BA.2. Namun, dengan sejumlah besar kasus, Anda akan melihat peningkatan rawat inap dan kami telah melihat ini di banyak negara," ujarnya.

2. Tersebarnya misinformasi terkait varian Omicron

Van Kerkhove menuturkan, bahwa banyaknya kesalahan informasi atau misinformasi seputar varian Omicron, menjadi penyebab mengapa Covid-19 dunia naik. Pasalnya, informasi itu membuat masyarakat kebingungan bahkan menganggap Omicron merupakan varian terakhir.

“Misinformasi bahwa Omicron ringan, misinformasi bahwa pandemi telah berakhir, misinformasi bahwa ini adalah varian terakhir yang harus kita tangani," tegasnya.

Baca juga: WHO: Subvarian BA.2 Son of Omicron Akan Meningkat Secara Global

Halaman:
Sumber live mint
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com