Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Banyak diketahui, Ini Perbedaan Susu A1 dengan Susu A2 dan Dampaknya pada Tubuh

Kompas.com - 16/03/2022, 14:00 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Susu adalah pangan fungsional yang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada usia anak-anak untuk menunjang tumbuh kembangnya. Berbagai komponen di dalamnya juga dapat menjaga sistem imun tubuh, termasuk protein susu, protein whey, lactoferrin, alpha-lactalbumin, serta immunoglobulin.

Namun, tahukah Anda bahwa susu juga bisa dibedakan menjadi susu sapi A1 dan susu sapi A2?

Dokter Spesialis Gizi Klinik di Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedoktereran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, Dr dr Fiastuti Witjaksono, SpGK (K), membeberkan perbedaan keduanya.

Menurut dia, susu A1 berasal dari sapi yang dikembangbiakkan secara khusus untuk menghasilkan susu, dan memiliki kandungan protein A1 dan protein A2 beta-kasein.

Baca juga: Susu Sapi Vs Susu Kambing, Mana yang Lebih Baik Dikonsumsi Anak?

Sementara itu, susu sapi A2 berasal dari sapi A2 khusus, dan hanya memiliki kandungan protein A2 saja tanpa A1.

Padahal, protein A1 pada susu sapi biasa dapat memberikan efek samping pada seseorang dengan kondisi kesehatan tertentu.

"Protein di dalam susu terdiri dari berbagai asam amino, satu saja perbedaan asam amino menyebabkan perbedaan dari proses pencernaan dan penyerapan susu," ujar Fiastuti dalam media briefing Kin yang bertajuk "Pandemi Belum Usai, Ketahui Pentingnya Konsumsi Susu Sapi A2 untuk Bantu Tubuh Dapatkan Perlindungan Lebih Cepat", Selasa (15/3/2022).

Sejumlah penelitian juga menyebutkan, susu sapi A2 lebih memiliki banyak manfaat untuk tubuh, dibandingkan susu A1. Terlebih, selama pandemi Covid-19, kita membutuhkan protein yang salah satunya berasal dari susu, untuk menjaga imunitas.

"Berdasarkan berbagai penelitian, susu sapi A2 lebih mudah dicerna dan cepat diserap tubuh untuk mendapatkan manfaat susu secara optimal," imbuhnya dalam media briefing yang juga menjadi momen peluncuran Kin Susu Steril dan kampanye sosial Gerakan #KebaikanInstan yang digagas bersama KitaBisa.

Baca juga: Benarkah Minum Susu Bikin Anak Tambah Tinggi?

Studi tahun 2016 yang dipublikasikan di Nutrition Journal telah meneliti konsumi susu sapi A1 A2 yang dibandingkan dengan susu sapi A2 saja terhadap 45 subjek di China selama 14 hari.

Hasilnya ditemukan bahwa terdapat peningkatan gangguan pencernaan, gangguan biomarker peradangan akibat BCM-7, meningkatnya waktu transit di saluran cerna, hingga kadar asam lemak rantai yang lebih rendah pada mereka yang mengonsumsi susu sapi A1 A2.

Dampak negatif protein A1

Susu yang mengandung protein A1 kerap kali menimbulkan efek negatif, seperti gangguan pada saluran pencernaan yang memicu diare, sakit perut, sembelit, sering buang angin, mual, hingga muntah.

"Sayangnya berbagai kandungan di dalam susu, baik laktosa atau protein, kadang menyebabkan kita tidak bisa mengonsumsi susu dengan optimal," jelas Fiastuti.

Sebagian orang juga menganggap efek yang muncul setelah minum susu sebagai intoleransi laktosa, padahal diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apakah laktosa memang penyebab utamanya.

"Tolong dipikirkan selain kita lactose intolerant, ternyata penelitian 10 tahun terakhir mendapatkan ada jenis protein beta-kasein A1 yang bisa menimbulkan masalah pada kita," terangnya.

Lebih lanjut, dr Fiastuti berkata bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan pencernaan setelah minum susu disebabkan oleh adanya protein A1 yang mengeluarkan BCM-7 (beta-casomorphin), sehingga dapat menimbulkan gejala yang sama dengan intoleransi laktosa.

Baca juga: Semua Menyehatkan, Ini Kandungan ASI, Susu Sapi, hingga Susu Kambing

"Fragmen BCM-7 yang menyebabkan timbulnya masalah kesehatan pada tubuh, di antaranya masalah pencernaan yang mencerna susu sapi," ungkapnya.

Beta-casomorphin-7 atau BCM-7 adalah komponen bioaktif pada susu sapi A1 yang berfungsi seperti morfin, guna merangsang berbagai reseptor opia pada sistem saraf, hormon, dan imunitas.

Apabila melewati saluran pencernaan, komponen tersebut dapat masuk ke otak sehingga memblok area tertentu yang kemudian memengaruhi fungsi otak.

Kendati belum banyak penelitian yang dilakukan, komponen BCM-7 disebut dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena autisme dan sizopren lantaran adanya gangguan di dalam reseptor.

"Selain itu, BCM-7 juga bisa menyebabkan pencernaan dan penyerapan terganggu sehingga manfaat susu yang proteinnya berperan dalam imunitas tubuh menjadi berkurang," pungkasnya.

Artinya, seseorang yang sensitif dengan susu sapi A1 dapat menggantinya dengan susu sapi A2. Dengan demikian, risiko timbulnya berbagai penyakit tidak menular dapat dikurangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com