Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 01/03/2022, 10:30 WIB

KOMPAS.comAspartam merupakan salah satu pemanis buatan yang banyak digunakan di berbagai produk makanan dan minuman, terutama makanan dengan label ‘sugar free’, seperti es krim, permen karet, dan lainnya. Terdapat isu yang mengatakan aspartam dapat menyebabkan kanker. Bagaimana faktanya?

Aspartam

Aspartam addalah pemanis buatan yang telah digunakan sejak tahun 1981 di Amerika Serikat. Aspartam banyak digunakan dalam produk makanan dan minuman sebagai pengganti gula karena hanya dengan takaran yang lebih sedikit, aspartam bisa menghasilkan rasa manis yang sama dengan gula biasa.

Pemanis buatan ini umumnya hanya direkomendasikan untuk digunakan pada makanan atau minuman yang sudah matang dan tidak dimasak lagi. Hal ini karena panas bisa memecah aspartam.

Aspartam terbuat dari asam aspartat dan fenilalanin. Keduanya merupakan asam amino alami. Asam aspartat diproduksi secara alami di dalam tubuh, sedangkan fenilalanin bisa didapatkan dari makanan.

Baca juga: Pemanis Buatan Pengganti Gula Ini Ternyata Ditemukan dari Kecelakaan Laboratorium

Aspartam bisa menyebabkan kanker?

Pemanis buatan banyak menimbulkan kontroversi apakah baik dikonsumsi dalam jangka panjang atau tidak. Pemanis buatan ini diyakini bisa menyebabkan kanker.

Pada tahun 2013, European Food Safety Authority (EFSA) melakukan penelitian terhadap lebih dari 600 data tentang keamanan aspartam. Penelitian ini tidak menemukan masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh konsumsi aspartam.

Pada waktu yang bersamaan, Food and Drug Administration (FDA) melarang penggunaan pemanis buatan siklamat dan sakarin. Tes di laboratorium terhadap kedua zat tersebut menyebabkan kanker dan penyakit lainnya pada hewan percobaan.

Walaupun begitu, pada tahun 2000, National Institute of Health memutuskan bahwa sakarin tidak termasuk dalam pemanis buatan pemicu kanker. Begitu pula dengan aspartam, tidak termasuk dalam pemanis buatan penyebab kanker.

Namun, FDA memberikan peringatan bahwa aspartam tidak boleh dikonsumsi oleh orang dengan penyakit fenilketouria. Orang dengan fenilketouria tidak bisa melakukan metabolisme fenilalanin, yang merupakan komponen dari aspartam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+