Mitos yang paling sering kita dengar, yaitu kacang sebagai makanan pemicu munculnya jerawat.
Anthony menepis hal tersebut, dan faktanya bahwa banyak faktor risiko terjadinya penyakit jerawat, antara lain gaya hidup, suhu udara, kesehatan mental dan tingkat stres.
Selain itu, dalam pengobatan faktor personal hygienis, komitmen dan ketaatan pasien untuk berobat, faktor genetik, kesadaran dan mindset yang benar terhadap penyakit jerawat juga berpengaruh.
“Penyebab jerawat bukanlah disebabkan oleh satu hal saja, tetapi merupakan hasil gabungan dari beberapa penyebab dan faktor risiko termasuk gaya hidup pasien," ujarnya.
Baca juga: 5 Macam Jerawat dan Cara Mengatasinya
Beberapa istilah jerawat yang dikenal di tengah masyarakat, pada dasarnya tidak ada dalam istilah medis. Seperti contohnya jerawat batu, jerawat buntet, dan sebagainya.
Fakta sebenarnya, penyakit jerawat secara medis dapat dinilai dari tingkat keparahannya, yaitu kategori ringan, sedang, dan berat.
Jika dilihat dari segi bentuknya, maka jerawat dapat dikategorikan sebagai jerawat kecil, bernanah serta benjolan yang besar. Dari segi lokasi, jerawat dapat terjadi di wajah, dada, pungung dan lengan.
"Semakin parah dan luas lokasi jerawat, maka diperlukan pengobatan yang berbeda sesuai dengan tingkat keparahan, mulai dari pemberian resep obat topika atau oles, oral dan tindakan medis yang diperlukan," ujarnya.
Jerawat selalu diidentikkan kondisinya terjadi di bagian wajah atau muka. Tetapi faktanya, jerawat juga bisa terjadi di banyak tempat seperti lengan, dada, punggung bahkan bokong dan alat kelamin.
"Jadi banyak juga pasien saya yang datang itu masalah jerawatnya bukan cuma di wajah, banyak tempat ya bisa terjadi jerawat ini, dada, bokong, lengan juga bisa," kata dia.
Baca juga: Jerawat di Telinga, Ini Penyebab dan Cara Mencegahnya