Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Herpes Labialis yang Diidap Balita Australia Usai Dicium Orang Dewasa

Kompas.com - 22/02/2022, 10:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Seorang balita di Australia harus menahan sakit dan terus menangis karena bintik-bintik merah muncul di sekitar mulutnya yang diduga Herpes Labialis karena usai dicium orang dewasa.

Kisah balita itu viral setelah foto dan videonya diposting oleh akun Instagram @tinyhearteducation, yang mengangkat curahan ibu di Australia bernama Leah Green.

Leah menceritakan, putrinya atau balita dalam foto dan video itu baru berusia 21 bulan harus mengidap herpes bibir setelah dicium oleh orang dewasa.

Leah pun mengingatkan agar banyak orang belajar dari pengelaman yang dialaminya itu, juga orang tua tidak mengizinkan balitanya dicium sembarangan orang.

"Dengarkan dan pelajari dari pengalaman langsung saya mengapa Anda tidak boleh mencium bayi/anak-anak, terutama jika mereka bukan milik Anda," tulis Leah, dikutip dari Daily Mail.

Apa itu Herpes Labialis?

Terkait kasus balita kena herpes setelah dicium orang dewasa, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di IORA Dermatology Clinic, Dr Edwin Tanihaha SpKK, MHKes., FKCCS mengatakan, pada umumnya lesi kemerahan dan berisi air di sekitar mulut yang tampak melepuh disebut dengan herpes labialis.

"Herpes di bibir disebut herpes labialis," kata Edwin kepada Kompas.com, Sabtu (19/2/2022).

Baca juga: Kisah Viral Balita Kena Herpes Usai Dicium Orang Dewasa, Benarkah Hal Ini Bisa Terjadi?

Penyakit herpes adalah hasil dari infeksi virus herpes simpleks ((HSV) yang menyebabkan luka atau lecet di dalam atau di sekitar mulut atau alat kelamin.

Terdapat dua jenis herpes, yakni HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 menyebabkan herpes oral yang biasanya memengaruhi mulut dan kulit di sekitarnya.

Jika ada luka berwarna kemerahan dan berisi air di sekitar mulut atau lepuhan kecil, bisa jadi itu adalah herpes labialis.

Bahkan, pada beberapa kasus yang lebih jarang, herpes labialis bisa muncul di hidung, jari, dan area dalam mulut.

Penularan dan penyebab herpes labialis

Herpes labialis terjadi karena virus herpes simplex tipe (HSV-1), berbeda dengan virus herpes simplex tipe 2 (HSV-2) yang menyebabkan herpes genital.

Kedua jenis virus ini menyebabkan munculnya luka berwarna kemerahan yang menimbulkan rasa nyeri.

Edwin mengatakan, herpes termasuk penyakit yang mudah menular bahkan jika lukanya tidak terlihat sekalipun.

Penderita herpes labialis dapat menularkan penyakitnya ke bayi, balita, anak ataupun ke orang dewasa apabila herpesnya sedang aktif.

Baca juga: Herpes: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi

Penularan herpes ini bisa terjadi melalui beberapa hal berikut.

  • Kontak kulit dengan kulit
  • Melalui saliva yang bisa terjadi akibat sebuah ciuman
  • Menggunakan peralatan kosmetik yang sama, terutama lipstik
  • Penggunaan peralatan makan yang sama misal sendok, garpu dan sedotan
  • Seks oral dengan penderita herpes labialis
  • Menggunakan sikat gigi yang sama dengan penderita.

Gejala herpes labialis

Sebelum luka akibat herpes labialis muncul, penderitanya akan merasakan beberapa sensasi atau gejala-gejalanya. Di antaranya sebagai berikut.

  • Gejala herpes kadang disertai dengan gejala prodormal (demam ringan, nyeri tenggorokan, tidak enak badan, dan pembesaran kelenjar getah bening)
  • Keluhan tidak nyaman di area bibir seperti nyeri dan panas
  • Sensasi terbakar di sekitar bibir atau wajah
  • Muncul luka berwarna merah
  • Luka berisi cairan
  • Jika disentuh, luka akan terasa sangat nyeri
  • Bisa muncul lebih dari satu luka
  • Rasa tidak nyaman pada mata
  • Timbul lepuh-lepuh di area bibir tersebut
  • Lesi yang melepuh akan pecah menjadi koreng dan sembuh.

Baca juga: Influenza hingga Herpes Zoster, Ini 3 Rekomendasi Vaksin Untuk Lansia Rentan Infeksi

Melansir SehatQ, untuk gejala atau sensasi rasa tidak nyaman pada mata diharapkan penderitanya segera menghubungi dokter.

Hal ini perlu dilakukan karena infeksi akibat virus herpes simplex bisa menyebabkan kebutaan permanen apabila tidak ditangani dengan tepat.

Berdasarkan tingkatan rasa sakitnya, ada 5 tahapan terjadinya herpes labialis:

  • Tahap 1: Rasa gatal dan sensasi terbakar di sekitar mulut dan wajah, luka belum terlihat.
  • Tahap 2: 24 jam kemudian, muncul luka berisi cairan.
  • Tahap 3: Luka mulai pecah dan menyebabkan rasa sakit yang semakin besar
  • Tahap 4: Luka mulai mengering dan mengelupas, menyebabkan rasa gatal dan kulit menjadi kering.
  • Tahap 5: Bekas luka mengelupas dan luka perlahan sembuh.

Obat herpes labialis

Edwin mengatakan, biasanya penyakit herpes diobati dengann obat antivirus, antinyeri dan peningkat imun tubuh.

Selain itu, bisa juga melakukan kompres di luka saat stadium koreng, serta salep supaya luka lebih cepat sembuh.

Jika kondisi luka sudah cukup serius, segeralah berkonsultasi dengan dokter ahli kulit dan kelamin.

Baca juga: Sering Salah Paham, Telusuri Mitos dan Fakta Seputar Herpes Genital

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com