“Itu dikarenakan partikel-partikel ini ditemukan memiliki reflektifitas yang terlihat putih,” lanjutnya.
Peneliti menyampaikan, opacity yang lebih rendah dari lapisan aerosol-2 Neptunus, juga menjelaskan mengapa bintik-bintik gelap lebih mudah diamati di atmosfer Neptunus dibandingkan di Uranus.
Adapun di bawah lapisan aerosol-2 terdapat lapisan kabut yang lebih dalam, disebut aerosol-1, di mana metana menguap kembali dan mengendapkan partikel kabut.
Partikel kabut tersebut akan mengembun menjadi kristal sub-mikron hidrogen sulfida. Tanda spektrum di wilayah ini konsisten dengan es dan kabut gelap.
Baca juga: 8 Karakteristik Planet Neptunus
Tim percaya, wilayah aerosol-1 merupakan tempat asal daerah gelap seperti bintik-bintik yang diamati di Neptunus. Jika lapisan aerosol-2 lebih tipis dan transparan, akan membuatnya lebih terlihat.
Belum diketahui secara pasti penyebab lapisan aerosol-2 Neptunus tidak sepadat Uranus.
Akan tetapi menurut para peneliti, atmosfer Neptunus kemungkinan lebih baik dalam membersihkan kabut dengan mengeluarkan metana yang lebih efisien daripada Uranus.
Temuan ini menawarkan beberapa jalan untuk studi observasional lebih lanjut.
“Pengamatan Uranus dan Neptunus di masa depan, dapat membantu menjawab pertanyaan apakah bintik hitam dan daerah gelap disebabkan oleh penggelapan atau pembersihan lapisan aerosol-1,” tutur penulis.
“Kami harap ini menjadi fokus pekerjaan di masa depan,” pungkasnya.
Baca juga: Foto Termal Ungkap Cincin Uranus Tak Seperti di Tata Surya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.