Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmi, Asteroid Trojan Baru Bergabung dalam Orbit Bumi

Kompas.com - 02/02/2022, 19:30 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah asteroid trojan baru, yang dinamai 2020 XL5, telah bergabung dalam orbit bumi mengelilingi matahari.

Bongkahan batu ini hanyalah objek kedua dari jenisnya yang pernah diidentifikasi secara meyakinkan. Penemuannya menawarkan wawasan baru mengenai batuan misterius tersebut.

Seperti trojan pertama, para astronom memperkirakan bahwa 2020 XL5 akan bertahan setidaknya selama 4.000 tahun sebelum meluncur ke bagian lain.

Baca juga: 5 Fakta Asteroid Raksasa yang Akan Melintas Dekat Bumi Awal Februari Nanti

"Penemuan asteroid trojan bumi kedua ini dapat meningkatkan pengetahuan kita tentang dinamika populasi yang sulit dipahami," tulis para ilmuwan seperti dikutip dari Live Science, Rabu (2/2/2022).

"Dengan membandingkan sifat orbit dari dua trojan bumi yang diketahui sejauh ini, kita dapat lebih memahami mekanisme yang memungkinkan stabilitas sementaranya," lanjut ilmuwan. 

Adapun penelitian yang dilakukan telah dipublikasikan di Nature Communications.

Asteroid trojan

Asteroid trojan merupakan asteroid, yang juga dikenal sebagai planet minor, yang berbagi jalur orbit dengan benda-benda planet yang lebih besar lainnya di tata surya.

Asteroid-asteroid ini dapat ditemukan di dua wilayah gravitasi stabil yang memimpin dan mengikuti planet tersebut, yang dikenal sebagai titik lagrange.

Di titik lagrange, tarikan gravitasi antara planet dan matahari seimbang, dengan gaya sentripetal dari setiap benda kecil di wilayah tersebut.

Setiap sistem dua benda memiliki lima titik Lagrange, di antara bumi dan bulan serta antara bumi dan matahari.

Trojan telah terkenal di tata surya, dengan planet Jupiter memiliki paling banyak, yakni terdapat lebih dari 11.000 trojan. Sementara itu, Neptunus memiliki 32, Mars memiliki sembilan, dan Uranus memiliki satu.

Baca juga: Satelit SpaceX Berpotensi Gagalkan Astronom Mendeteksi Asteroid yang Mengancam Bumi

Lebih lanjut, trojan bumi lainnya, bernama 2010 TK7, yang merupakan bongkahan batu dengan diameter sekitar 300 meter (984 kaki), menggantung di sekitar L4 yang dikenal sebagai libration.

Kendati begitu, dalam waktu sekitar 15.000 tahun, interaksi gravitasi akan menendangnya keluar dari orbitnya saat ini.

Asteroid 2020 XL5 sangat mirip, yang juga melakukan librate di sekitar L4 dan hanya akan berkeliaran secara sementara.

Sebuah pengamatan baru menggunakan Teleskop Penelitian Astrofisika Selatan (SOAR) mengungkapkan orbitnya dengan lebih detail. Hasilnya memungkinkan para astronom untuk membedakan bahwa diameternya sebesar 1.180 meter (3.871 kaki)

"Data SOAR memungkinkan kami untuk membuat analisis fotometrik pertama dari objek. Hasilnya mengungkapkan, 2020 XL5 kemungkinan asteroid tipe C, dengan ukuran lebih besar dari satu kilometer," ujar seorang astronom Toni Santana-Ros dari Universitas Alicante di Spanyol.

Baca juga: Asteroid Besar Akan Melintas Dekat Bumi Awal Februari, Apakah Berbahaya?

 

Asteroid tipe-C (berkarbon) berwarna lebih gelap dikarenakan kaya akan karbon. Ini merupakan asteroid paling banyak di tata surya, dengan sekitar lebih dari 75 persen dari semua asteroid di tata surya bisa mengandung karbon.

Asteroid tersebut termasuk di antara objek tertua di tata surya, dengan komposisi yang mirip dengan matahari. Hal ini membuat asteroid tipe-C menjadi target yang menarik untuk mempelajari tata surya awal dan pembentukan planet-planet, sedangkan trojan bumi berpotensi lebih dari itu.

"Saat ini kami memiliki beberapa observatorium luar angkasa yang diparkir di titik Lagrange antara bumi dan matahari. Memiliki asteroid tipe-C yang tergantung di dekatnya dan dalam jangkauan akan menjadi peluang bagus," papar peneliti.

Baca juga: Asteroid Berukuran 8 Kali Tugu Monas Akan Melintas Dekat Bumi, Kapan?

Adapun orbit asteroid 2020 XL5 kemungkinan akan membawanya hampir sejauh Mars, dan melintasi jalur orbit Venus. Objek apa pun yang mengorbit Lagrangian akan banyak bergerak.

Memiliki dua trojan bumi untuk dipelajari akan memberi astronom perangkat yang lebih besar untuk menghitung orbit tersebut.

Pada gilirannya, hal ini bisa membantu menemukan populasi trojan bumi lainnya yang bersembunyi dalam kegelapan.

"Jika kita dapat menemukan lebih banyak trojan Bumi, dan jika beberapa dari mereka dapat memiliki orbit dengan kemiringan yang lebih rendah, mereka mungkin menjadi lebih mudah untuk dijangkau," pungkas astronom Cesar Briceño dari NOIRLab National Science Foundation.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com