Meskipun mungkin fenomena ini terdengar sedikit asing dan terjadi selama kurang lebih sebulan ke depan, Andi mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dan panik berlebihan.
Andi menjelaskan bahwa sama halnya dengan ekuinoks, ekuiluks dapat terjadi dua kali setahun.
Fenomena ini akan terjadi kembali pada 15 Oktober (Sabang) hingga 18 November (Subulussalam) mendatang.
Baca juga: Ahli Menentang Wacana Redupkan Matahari untuk Tangkal Pemanasan Global
"Ekuiluks hanya fenomena astronomis biasa, tidak berdampak apapun ke kehidupan manusia," kata Andi dikutip Kompas.com, dalam laman resminya.
Namun, ketika fenomena ini terjadi maka langit akan mulai tampak terang ketika terjadi dalam beberapa menit sebelum Matahari terbit (sebagai fajar) maupun beberapa menit setelah Matahari terbenam (sebagai senja).
Untuk diketahui, Aram terjadi dikarenakan pembiasan sinar Matahari oleh atmosfer Bumi, sehingga saat Matahari terbenam, langit tidak seketika gelap dan menjelang Matahari terbit, langit tidak seketika terang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.