Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti AS Ciptakan Vaksin Covid-19 dengan Harga yang Lebih Murah

Kompas.com - 17/01/2022, 18:32 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para peneliti di Texas, Amerika Serikat (AS) sedang mengembangkan vaksin Covid-19 baru yang mudah dibuat dan lebih murah yang dinamai Corbevax.

Mereka menciptakan vaksin Covid-19 murah tersebut menggunakan metode teknologi tradisional yang dapat digunakan dengan cepat dan menawarkan kemudahan akses vaksin bagi negara-negara berkembang.

Dilansir dari The Guardian, Sabtu (15/1/2022) riset ini dipimpin oleh peneliti dari dari Pusat Pengembangan Vaksin Rumah Sakit Anak Texas di Baylor College of Medicine, Drs Peter Hotez dan dr Maria Bottazzi.

Keduanya diketahui telah mengembangkan prototipe vaksin untuk SARS dan MERS sejak tahun 2011.

Kini, Hotez dan Bottazzi mengembangkan vaksin khusus Covid-19, Corbevax atau disebut vaksin Covid-19 dunia.

“Hampir semua orang yang dapat membuat vaksin hepatitis B atau memiliki kapasitas untuk memproduksi protein berbasis mikroba seperti bakteri atau ragi, dapat meniru apa yang kami lakukan,” ujar Bottazzi.

Baca juga: Studi: Vaksin Covid-19 Tidak Mempengaruhi Kesuburan Wanita

 

Sementara ini, data uji klinis vaksin Corbevax yang diklaim sebagai vaksin murah ini belum dirilis karena keterbatasan sumber daya yang ada.

Namun, rumah sakit Texas Children mengklaim bahwa efikasi vaksin Covid-19 itu 90 persen efektif melawan varian asli Covid-19 dan lebih dari 80 persen efektif melawan infeksi varian Delta.

Dikatakan peneliti, efektivitas vaksin Corbevax terhadap varian Omicron saat ini tengah diuji.

Proses pembuatan vaksin murah ini sangat menarik. Sebab, Hotez dan Bottazzi melibatkan penggunaan ragi, metode yang sama dengan pembuatan vaksin hepatitis B.

Vaksin Corbevax menggunakan peralatan yang disebut teknologi sub-unit protein rekombinan, dengan menempatkan bagian dari protein lonjakan Covid-19 dalam sel ragi.

 

Sel-sel ragi kemudian menyalin protein penting dan diperkenalkan ke sistem kekebalan tubuh.

Diakui Bottazzi, sebelumnya organisasi pemerintah menolak untuk mendanai pengembangan vaksin Covid-19 murah. Pada akhirnya, tim peneliti AS untuk pengembangan vaksin Corbevax hanya mengandalkan sumbangan filantropi untuk menyelesaikannya.

Baca juga: Studi AS Sebut Efikasi Vaksin Covid-19 Menurun Drastis, Apa Artinya?

Ilustrasi vaksin Covid-19. Vaksin kombinasi efektif mencegah Covid-19.Shutterstock/myboys.me Ilustrasi vaksin Covid-19. Vaksin kombinasi efektif mencegah Covid-19.

"Semua (vaksin) adalah bagian dari solusi. Tetapi ketika Anda memiliki situasi seperti ini di seluruh dunia, Anda tidak memilih dan mencoba menggunakan semua solusi yang ada,” ungkap Bottazzi.

Bottazzi mengatakan vaksin yang diproduksinya memiliki keunikan karena mereka tidak berniat untuk mematenkannya.

Para peneliti mengizinkan siapa saja yang memiliki kapasitas untuk dapat memproduksinya secara massal.

Alasan mereka tidak mematenkan vaksin ketika dua produsen vaksin seperti Pfizer dan Moderna sibuk untuk melindungi hak kekayaan intelektual mereka, ialah karena rasa kemanusiaan sebagai visi dari pengembangan vaksin ini.

“Kami ingin berbuat baik. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan dan ini lah yang secara moral harus kita lakukan. Kami tidak berpikir, bagaimana kami bisa mengambil keuntungan dari ini," jelasnya.

Bottazzi berharap langkahnya akan mendorong peneliti lain untuk mengikuti dan membuat vaksin dengan harga terjangkau dan dapat diakses untuk penyakit maupun virus lainnya.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap Kurang Efektif Lawan Varian Omicron, Jangan Abaikan Protokol Kesehatan

“Kita perlu mematahkan paradigma yang hanya didorong oleh faktor dampak ekonomi atau pengembalian investasi ekonomi. Kita harus melihat kembalinya kesehatan masyarakat,” pungkasnya.

Sejauh ini, vaksin Corbevax telah disetujui izin penggunaan daruratnya (EUA) di India, di mana produsen vaksin memproduksi sekitar 100 juta dosis per bulannya.

Seperti dilansir dari Al Jazeera, Jumat (14/1/2022) lisensi vaksin juga telah diberikan kepada perusahaan farmasi di Bangladesh, India, dan Indonesia. Sementara, Botswana disebut akan menyusul untuk mendapatkan lisensi ini.

Mendengar kabar ini, profesor hukum kesehatan global di Georgetown Law di Washington, Lawrence Gostin mengatakan bahwa vaksin ini berpotensi untuk menambah daftar vaksin Covid-19 di dunia, dia pun gembira akan hasil dari pengembangan vaksin Covid-19 baru ini.

“Texas benar-benar melakukan ini dengan cara yang benar dengan memberikan kekayaan intelektual mereka dan bekerja sama dalam transfer teknologi. Ini berpotensi menambah vaksin kita," kata Gostin.

Baca juga: FDA Izinkan Vaksin Covid-19 Pfizer untuk Anak Usia 5 hingga 11 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com