Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunga, Hewan Hasil Rekayasa Hayati Pertama Ditemukan, Apa Itu?

Kompas.com - 16/01/2022, 13:01 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mesopotamia kuno menggunakan kunga, persilangan keledai betina dan keledai liar Suriah jantan, untuk menarik kereta perang sekitar 4.500 tahun yang lalu.

Para peneliti melakukan analisis DNA purba dari tulang hewan yang digali di Suriah Utara, kunga, yang digambarkan dalam sumber kuno sebagai penarik kereta perang.

“Dari kerangkanya kami tahu mereka adalah equid, hewan mirip kuda, tapi tidak sesuai dengan ukuran keledai dan keledai liar Suriah,” ujar seorang ahli genom di Institut Jacques Monod di Paris Eva-Maria Geigl seperti dikutip dari Live Science, Sabtu (15/1/2022).

Kendati begitu, penyebab perbedaan antara kunga dan keledai belum diketahui secara jelas.

Baca juga: 5 Hewan Purba yang Masih Hidup

Sebuah studi baru menegaskan, kunga merupakan hewan hibrida yang kuat, cepat, dan belum steril dari keledai peliharaan betina dan keledai liar Suriah jantan atau hemione, spesies equid asli wilayah tersebut.

Catatan kuno menuliskan kunga sebagai binatang yang sangat berharga di Mesopotamia, dan sangat mahal dikarenakan proses untuk membiakkannya agak sulit. Harganya mencapai enam kali lipat harga seekor keledai.

Setiap kunga steril, seperti banyak hewan hibrida lainnya, harus diproduksi dengan mengawinkan keledai peliharaan betina dengan keledai liar jantan yang harus ditangkap. Padahal keledai liar sangat cepat larinya dan tidak mungkin dijinakkan.

“Ini benar-benar hasil rekayasa, yang dilakukan setiap kali kunga diproduksi,” tutur Geigl.

Sebagai informasi, hewan hibrida adalah hasil perkembangbiakkan antara spesies yang berbeda. Hewan-hewan tersebut kebanyakan steril seperti bagal, hibrida keledai-kuda atau liger, hibrida singa-harimau, yang berarti harus dibiakkan secara sengaja dalam setiap kasus individu.

Baca juga: Fosil Naga Laut Ditemukan di Dasar Waduk di Inggris, Apa Itu?

Keledai perang

Kunga disebutkan dalam beberapa teks kuno dalam cuneiform di dinding tanah liat dari Mesopotamia. Hewan ini digambarkan dengan gerobak perang beroda empat di Standard of Ur yang terkenal, sebuah mosaik Sumeria dari sekitar 4.500 tahun lalu, yang saat ini dipajang di British Museum di London.

Para arkeolog memperkirakan kunga semacam keledai hibrida, namun beberapa ahli berpikir keledai liar Suriah terlalu kecil, lebih kecil dari keledai, untuk dibiakkan menghasilkan kunga.

Saat ini spesies kunga telah punah, sedangkan keledai liar Suriah terakhir tingginya tidak lebih dari satu meter, yang sudah mati tahun 1927 di kebun binatang tertua di dunia, Tiergarten Shconbrunn di Wina, Austria. Sisa-sisa dari keledai liar Suriah disimpan di museum sejarah alam kota itu.

Baca juga: Selain Angkut Barang, Keledai Dipakai Bangsawan China untuk Main Polo

 

Dalam studi terbaru, peneliti membandingkan genom dari tulang keledai liar Suriah terakhir di Wina dengan genom dari tulang keledai liar berusia 11.000 tahun yang digali di situs arkeologi Gobekli Tepe, di tempat yang sekarang tenggara Turki.

Perbandingan menunjukkan kedua hewan merupakan spesies yang sama, tapi keledai liar purba jauh lebih besar.

Hal tersebut mengungkapkan, spesies keledai liar Suriah belakangan ini telah menjadi jauh lebih kecil dibandingkan di zaman kuno, mungkin dikarenakan tekanan lingkungan seperti perburuan.

Baca juga: Fosil: Pengertian, Proses Pembentukan, dan Jenis-jenisnya

Mesopotamia kuno

Menurut sebuah studi tahun 2020 di jurnal Science Advances, sejarawan berpikir kunga pertama kali dibiakkan oleh bangsa Sumeria dari sebelum 2500 SM, setidaknya 500 tahun sebelum kuda peliharaan pertama diperkenalkan dari stepa utara Pegunungan Kaukasus.

Catatan kuno menunjukkan negara penerus bangsa Sumeria seperti Asyur, terus membiakkan dan menjual kunga selama berabad-abad.

Tulang kunga untuk studi terbaru berasal dari kompleks pemakaman pangeran di Tell Umm el-Marra di Suriah Utara, yang diperkirakan berasal dari Zaman Perunggu awal antara 3000 SM dan 2000 SM.

Situs ini dianggap sebagai reruntuhan kota kuno Tuba yang disebutkan dalam prasasti Mesir.

Baca juga: Kuburan Massal Hewan Purba Ditemukan di Spanyol, Isinya Badak hingga Kucing Bergigi Pedang

Rekan penulis studi Jill Weber, seorang arkeolog di University of Pennsylvania, menggali tulang sekitar 10 tahun yang lalu.

Weber telah mengusulkan bahwa hewan-hewan dari Tell Umm el-Marra merupakan kunga, karena struktur gigi memiliki bekas gigitan dan pola keausan yang menunjukkan kesengajaan diberi makan dibandingkan dibiarkan merumput seperti keledai biasa.

Kunga bisa berlari lebih cepat daripada kuda sehingga praktik menggunakannya untuk menarik kereta perang mungkin berlanjut setelah masuknya kuda peliharaan ke Mesopotamia.

Tapi pada akhirnya, kunga terakhir mati dan tidak ada lagi yang dibiakkan dari keledai dan keledai liar, mungkin karena kuda peliharaan lebih mudah berkembang biak.

Studi terbaru ini telah diterbitkan di jurnal Scince Advances pada 14 Januari 2022.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com