Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Anak Divaksin dengan Paksa, Psikolog: Minta Maaf dan Dengarkan Kegelisahan Anak

Kompas.com - 14/01/2022, 18:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Viral di media sosial video seorang anak sekolah dasar yang akan disuntikkan vaksinasi Covid-19 metonta-ronta, karena dipaksa oleh guru dan petugas medisnya.

Seperti diketahui, Indonesia saat ini masih menjalankan progam vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak usia 6-11 tahun. Pada umumnya, anak usia ini merupakan mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Video anak yang akan disuntik vaksin Covid-19 secara paksa itu diunggah oleh akun tiktok @leingtaiwong sekitar satu minggu yang lalu, dan telah menyebar di berbagai platform media sosial lainnya seperti Facebook.

Baca juga: Kondisi Anak Usia 6-11 Tahun yang Boleh dan Tidak Boleh Vaksin Covid-19

Dalam video tersebut, terlihat seorang anak yang dipanggil Bento dalam kondisi ketakutan melihat jarum suntik yang akan menyentuh bahunya.

Ia pun menangis sambil berontak untuk tidak disuntik dan beberapa petugas serta guru di sekitarnya harus menahan wajah dan tangan beserta kaki Bento secara paksa.

Karena sangat takutnya, sampai-sampai Bento terlihat sempat menggigit tangan gurunya dan menepis jarum suntik yang siap untuk disuntikkan ke lengannya.

Dalam unggahannya itu, @leingtaiwong tidak menuliskan keterangan atau caption apapun. Tetapi, warganet ramai turut prihatin dan memberikan kritik terhadap pelaksanaan program vaksinasi untuk anak yang dilakukan dengan cara pemaksaan seperti itu.

Meskipun tujuan program vaksinasi Covid-19 pada anak-anak ini untuk menjaga anak, agar tidak mudah terinfeksi virus SARS-CoV-2 dan varian-varian baru yang ada, netizen juga menyayangkan jika anak harus disuntik vaksin dengan cara dipaksa seperti itu.

"Kalau anak takut disuntik jangan dipaksa dong!!! dia sudah takut malam dikasarin gitu. Itu anak orang woy!!!" tulis akun @emon2606

"Saya tahu vaksin itu penting, tapi ga segitunya juga Bu!!! kalo itu anak saya pasti kalian udah saya teriakin," tambah akun @mamahsetengahtua

Sementara, beberapa netizen lainnya mengingatkan bahwa sebenarnya untuk membuat anak-anak yang takut divaksin tidak harus dengan cara dipaksa, karena banyak hal lain yang bisa dilakukan misal dengan merayu, memberikan pengertian ataupun mendampinginya.

"Jangan dipaksa dong.... anak saya aja kemarin mau divaksin di rayu dulu di omongin dulu biar dia tenang dan ngerti... kalo gitu namanya pemaksaan," ucap akun @ratihmmhseptii

Tidak perlu ada pemaksaan terhadap anak

Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani S.Psi., M.Si mengatakan, meskipun tujuan atau target dari vaksinasi ini baik untuk anak tersebut, seharusnya tidak perlu dengan cara dipaksa atau pemaksaan seperti itu.

"Duh kasihan amat. Sebetulnya enggak perlu ada pemaksaan," kata Nina sapaan akran Anna Surti kepada Kompas.com, Jumat (14/1/2022).

Nina menjelaskan, pemaksaan terhadap anak untuk mau melakukan vaksinasi itu tidak perlu dilakukan, jika sejak awal sudah menjalankan pembiasaan selama pravaksin.

Maksudnya adalah anak-anak perlu dikenalkan atau diberikan pemahaman terlebih dahulu mengenai kondisi atau situasi, yang mungkin akan mereka alami saat jadwal vaksinasi mereka tiba.

"Tapi memang pravaksin perlu ada pembiasaan (conditioning) yang agak panjang, dan bagi anak yang sudah pernah mengalami pengalaman buruk saat disuntik sebelumnya, perlu lebih panjang lagi," kata dia.

Namun, pembiasaan pada masa pravaksin itu tidak boleh hanya menakut-nakuti anak, membohongi anak, ataupun mengancam anak agar mau divaksin.

Nina menyarankan untuk memberikan anak pemahaman tentang pentingnya vaksin bagi tubuh mereka, dengan menyampaikan hal-hal yang positif tanpa membohonginya.

"Bisa kita bilang ke anak, kalau mereka mau divaksin artinya mereka hebat dan mereka itu pahlawan. Karena orang yang mau divaksin itu bisa menyelamatkan nyawanya sendiri dan nyawa orang lain juga," saran Nina.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Tengah Omicron, Ini yang Harus Dilakukan untuk Menjaga Imunitas Anak

 

Saat takut saraf anak tegang

Selain itu, kata Nina, secara psikologi sekalipun ketika anak-anak sedang ketakutan seperi itu memang tidak boleh disuntik entah itu vaksin ataupun obat.

"Saat anak-anak sedang kesakitan atau ketakutan jangan disuntik, karena bukan waktu ideal untuk disuntik," kata Nina.

Viral video anak sekolah meronta saat divaksin, karena takut.Bidik layar media sosial Viral video anak sekolah meronta saat divaksin, karena takut.
Hal ini dikarenakan, ketika anak-anak sedang merasa ketakutan atau kesakitan, akan membuat saraf-saraf tubuhnya menjadi lebih tegang daripada biasanya.

Jika disuntik dalam kondisi saraf sedang tegang seperti itu, maka bisa jadi anak merasakan kesakitan dari suntikan jarum itu lebih dari seharusnya pada keadaan normal.

Harus minta maaf ke anak tersebut

Akan tetapi, untuk kondisi anak yang sudah terlanjur divaksin dengan cara dipaksa seperti dialami siswa SD di video viral tersebut, Nina menegaskan agar guru ataupun petugas yang melakukan pemaksaan saat pemberian vaksin itu agar minta maaf.

"Untuk vaksin kedua (anak itu) masih ada waktu beberapa sekian minggu, sekarang adalah waktunya untuk minta maaf untuk menenangkannya," kata Nina.

"Harusnya gurunya bisa saja dekati anak itu, bilang 'maaf ya nak kemarin ibu paksa kamu untuk divaksin. Tapi tahu kan kalau itu artinya kamu hebat udah mau divaksin'. Tanya juga mereka sakitnya di mana, dan maunya seperti apa," tambahnya.

Nina mengingatkan agar orangtua maupun gurunya harus menanyakan ke anak tersebut, bagian mana yang sakit, apa yang membuat dia takut kemarin, kemudian mau apa supaya tidak takut, dan lain sebagainya.

Cobalah untuk mendengarkan dahulu apa yang ingin anak sampaikan tentang pikiran atau kegelisahan mereka terkait vaksinasi itu, supaya saat vaksin kedua nanti dia tidak perlu dipaksa lagi dan sudah bisa lebih tenang saat divaksin.

Baca juga: Anak Alami KIPI Usai Vaksin Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com