Penelitian menunjukkan bahwa dosis kafein di bawah 200 mg per hari tidak mungkin menyebabkan kecemasan yang signifikan pada kebanyakan orang.
Namun, beberapa orang lebih sensitif terhadap efek kafein daripada yang lain dan mungkin perlu membatasi asupan kafein secara lebih ketat.
Karena teh secara alami mengandung kafein, asupan yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur.
Melatonin adalah hormon yang memberi sinyal pada otak bahwa sudah waktunya untuk tidur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kafein dapat menghambat produksi melatonin, yang mengakibatkan kualitas tidur yang buruk.
Kurang tidur dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, seperti kelelahan, gangguan memori, dan berkurangnya tingkat fokus.
Baca juga: Studi Baru: Rutin Minum Kopi dan Teh Turunkan Risiko Stroke dan Demensia
Terlebih lagi, kurang tidur yang parah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan kontrol gula darah yang buruk.
Beberapa penelitian telah menemukan, hanya 200 mg kafein yang dikonsumsi 6 jam atau lebih sebelum tidur dapat mempengaruhi kualitas tidur secara negatif , sedangkan penelitian lain tidak menemukan efek yang signifikan.
Senyawa tertentu dalam teh dapat menyebabkan mual, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak atau saat perut kosong.
Tanin dalam daun teh bertanggung jawab atas rasa pahit dan kering pada teh.
Sifat astringen tanin juga dapat mengiritasi jaringan pencernaan dan berpotensi menyebabkan gejala tidak nyaman, seperti mual atau sakit perut.
Orang yang lebih sensitif mungkin mengalami gejala mual setelah minum sedikitnya 1-2 cangkir (240-480 ml) teh, sedangkan orang lain mungkin dapat minum lebih dari 5 cangkir (1,2 liter) tanpa mengalami mual.
Baca juga: Studi Baru: Rutin Minum Kopi dan Teh Turunkan Risiko Stroke dan Demensia
Kafein dalam teh dapat menyebabkan mulas atau memperburuk gejala refluks asam yang sudah ada sebelumnya .
Penelitian menunjukkan, kafein dapat mengendurkan sfingter yang memisahkan kerongkongan dari perut, memungkinkan asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan.
Tentu saja, minum teh belum tentu menyebabkan sakit maag. Orang-orang merespons dengan sangat berbeda terhadap paparan makanan yang sama.
Namun, jika seseorang secara rutin mengonsumsi teh dalam jumlah besar dan sering mengalami sakit maag, mungkin ada baiknya untuk mengurangi asupan dan melihat apakah gejalanya membaik.