Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Letusan Gunung Api di Dunia Paling Menarik Sepanjang 2021

Kompas.com - 31/12/2021, 20:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung berapi aktif tersebar di seluruh penjuru dunia. Gunung api yang aktif akan mengalami erupsi atau letusan dengan mengeluarkan lavanya di waktu tertentu.

Melansir Live Science, sepanjang tahun 2021 terdapat delapan letusan gunung api dan satu gunung es yang menarik terjadi tersebar di dunia.

Fenomena alam gunung meletus pun menarik perhatian masyarakat luas, namun ada beberapa fenomena gunung meletus paling menarik 2021.

Berikut ini, delapan letusan gunung api di dunia sepanjang tahun 2021.

1. Letusan Gunung Etna

Gunung Etna merupakan gunung berapi paling aktif di Eropa, sehingga tak heran apabila gunung kembali meletus di tahun 2021.

Saat puncak letusan Gunung Etna terjadi pada Februari lalu, fotografer menangkap beberapa gambar menakjubkan dari lava yang menyembur dari puncak.

Dalam satu gambar yang sangat mengesankan, sulur-sulur magma mengalir menyebar di langit malam di belakang sebuah gereja.

Gereja ini sebenarnya terletak lebih dari 15 mil atau 25 kilometer dari kawah gunung berapi, tapi dalam gambar seolah terlihat lava bercahaya hanya ratusan kaki dari gereja. Dalam kejadian erupsi ini, tidak ada korban luka atau kerusakan serius.

Baca juga: Masuk Trending Google, Ini Sejarah Letusan Gunung Kelud

Gunung Etna luar biasa aktif tahun ini, dan telah meletus setidaknya 50 kali sejak Februari lalu.

2. Letusan Gunung Fagradalsfjall

Gunung api Fagradalsfjall di Islandia meletus pada Maret 2021. Ini menjadi letusan pertama kalinya dalam lebih dari 900 tahun.

Gunung ini terletak sekitar 25 mil atau 40 km barat daya Reykjavik.

Kejadian ini pun membuat penggemar gunung berapi berbondong-bondong ke lokasi, dan salah satunya menerbangkan drone secara langsung ke kerucut gunung api.

Dalam video yang diambil oleh drone tersebut, terlihat aliran arus magma berwarna oranye terang. Letusan yang terjadi di dahului oleh lebih dari 20.000 kegempaaan.

Kendati begitu, seperti kebanyakan letusan di Islandia, letusan yang terjadi bersifat efusif, yakni lava merembes keluar dari tanah dengan kecepatan tetap dibandingkan menumpuk dan meledak ke luar.

3. Letusan Gunung Kilauea

Gunung berapi Kilauea di Pulau Besar Hawaii mulai meletus dari kawah Halema’uma’u, sebuah lubang kecil di dekat kaldera Kilauea yang jauh lebih besar, pada September lalu.

Letusan gunung api yang terjadi ini didahului oleh lebih dari 140 gempa bumi yang berlangsung dalam 12 jam pada Agustus 2021.

Baca juga: Letusan Gunung Semeru dan Jaminan Kesuburan untuk Masa Depan

Pihak berwenang di pulau Canary La Palma, Spanyol mengumumkan letusan gunung berapi yang telah menyebabkan kerusakan luas tetapi tidak ada korban yang secara resmi selesai, menyusul sepuluh hari tanpa emisi sulfur dioksida, aliran lava, atau aktivitas seismik yang signifikan. AP PHOTO/EMILIO MORENATTI Pihak berwenang di pulau Canary La Palma, Spanyol mengumumkan letusan gunung berapi yang telah menyebabkan kerusakan luas tetapi tidak ada korban yang secara resmi selesai, menyusul sepuluh hari tanpa emisi sulfur dioksida, aliran lava, atau aktivitas seismik yang signifikan.

Sejumlah orang menerbangkan pesawat tanpa awak atau drone di dekat letusan dan melaporkan terlihatnya jenis kaca vulkanik langka yang dikenal sebagai “Pele’s Hair”.

Ini terdiri dari helaian kaca emas dan tajam yang terbentuk saat gelembung gas di dalam lava meledak di permukaan. Fenomena langka tersebut dinamai Pele, dewa api dan gunung berapi Hawaii.

4. Letusan Gunung La Cumbre Vieja

Pada September, terjadi letusan gunung berapi La Cumbre Vieja di La Palma, salah satu Kepulauan Canary, Spanyol.

Peristiwa ini pun menjadi berita utama saat itu, dikarenakan teori lama bahwa letusan gunung ini dapat menyebabkan mega-tsunami hingga berdampak di garis pantai timur Amerika Serikat.

Letusan yang terjadi memuntahkan magma ke wilayah sekitarnya, menghancurkan sekitar 2.000 bangunan dan mengevakuasi lebih dari 7.000 orang. Tak ada cedera serius atau korban jiwa akibat erupsi Gunung La Cumbre Vieja.

Gunung di La Palma ini terus beraktivitas selama tiga bulan, dan letusan berakhir pada 13 Desember 2021.

Baca juga: 3 Jenis Bahaya Letusan Gunung Berapi di Indonesia

Letusan Gunung La Palma membuat formasi awan berbentuk mata banteng yang langka di atasnya. Ini terlihat oleh satelit Aqua NASA pada 1 Oktober 2021.

Awal bull’s-eye merupakan kombinasi dari letusan gunung berapi bercampur abu, asap, uap air, gas vulkanik lain, dan gangguan atmosfer langka yang dikenal sebagai inversi suhu.

Kondisi ini terjadi saat lapisan udara panas terbentuk di atmosfer bagian bawah, yang menjebak gumpalan letusan dari gunung berapi, memaksanya keluar. Cincin awan terbentuk dikarenakan pulsa intensitas alami selama aktivitas vulkanik.

Formasi awan konsentris yang terjadi merupakan gelombang gravitasi, tapi pembentukannya tidak berhubungan dengan gravitasi.

5. Letusan Gunung Nyiragongo

Gunung Nyiragongo di Republik Kongo meletus pada Mei. Letusan membuat ribuan orang melarikan diri melintasi perbatasan ke Rwanda.

Gunung ini terakhir kali meletus pada Januari 2002, dengan lava menutupi kota terdekat Goma, menyebabkan 250 orang tewas dan lebih dari 100.000 kehilangan tempat tiggalnya.

Pada tahun 1977, gunung berapi juga meledak dan mengirimkan lava ke Goma. Peristiwa ini menewaskan sekitar 2.000 orang.

Baca juga: Dahsyatnya Letusan Gunung Vesuvius Setara Bom Atom Hiroshima, Ini Kata Arkeolog

Kondisi rumah warga di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang yang rusak akibat erupsi Gunung Semeru, Minggu (5/12/2021). Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB, mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan materi.KOMPAS.com/ANDI HARTIK Kondisi rumah warga di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang yang rusak akibat erupsi Gunung Semeru, Minggu (5/12/2021). Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB, mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan materi.

Dalam letusan terbaru, aliran lava berhenti di dekat Goma dan tidak ada yang terluka.

Meskipun menjadi salah satu gunung api paling aktif di dunia, Gunung Nyiragongo tak lagi dipantau dengan baik, salah satunya dikarenakan Bank Dunia memotong dana untuk Observatorium Gunung Berapi Goma karena tuduhan korupsi.

6. Letusan Gunung Pavlof

Pada Agustus, tiga gunung berapi di Kepulauan Aleutian Alaska, yaitu Pavlof, Great Sitkin, dan Semisopochnoi meletus secara bersamaan.

Letusannya tidak dekat dengan lokasi pemukiman dan tidak menimbulkan risiko bagi masyarakat.

Meletusnya tiga gunung secara bersamaan jarang terjadi. Alaska mempunyai banyak gunung berapi, dan menjaadi bagian dari Busur Aleutian, rantai gunung berapi yang terletak di perbatasan antara dua lempeng tektonik.

Adapun gunung berapi meletus secara bersamaan di Alaska terakhir kali terjadi sekitar tujuh tahun yang lalu.

Baca juga: Studi: Ancaman Letusan Gunung Berapi Super Selalu Ada

7. Letusan Gunung api bawah laut di Madagaskar

Pada bulan Agustus, para ilmuwan mengungkapkan adanya gunung berapi bawah laut setinggi 820 meter di Samudera Hindia bagian barat, di lepas Madagaskar.

Gunung berapi setinggi sekitar 1,5 kali tinggi One World Trade Center di New York muncul setelah letusan bawah laut aktif terbesar yang pernah tercatat.

Letusan tersebut terjadi tahun 2018, mengikuti serentetan gempa bumi yang melanda daerah yang biasanya tenang secara seismik.

Terhitung pada Mei 2018-Mei 2021, terdapat lebih dari 11.000 gempa bumi yang terdeteksi mengguncang daerah tersebut, dan hanya ada dua gempa bumi terdeteksi di wilayah tersebut sejak 1972.

Gunung berapi yang terbentuk berada di reservoir magma vulkanik terdalam, yang membentang sekitar 55 km di bawah tanah. Para peneliti menduga bahwa letusan serupa pernah terjadi di daerah yang sama pada masa lalu.

Baca juga: Bukti Baru Kuak Letusan Gunung Berapi Bantu Dinosaurus Dominasi Bumi

Lava mengalir dari letusan gunung berapi di pulau La Palma di Canaries, Spanyol, Minggu, 19 September 2021.AP PHOTO/JONATHAN RODRIGUEZ Lava mengalir dari letusan gunung berapi di pulau La Palma di Canaries, Spanyol, Minggu, 19 September 2021.

8. Letusan Gunung api "Eye of Sharon"

Pada bulan Juli, para peneliti menjelajahi Samudera Hindia dan menemukan sisa-sisa gunung berapi bawah laut yang runtuh dengan kemiripan yang luar biasa dengan “Eye of Sharon”, dari serial fantasi yang terkenal JRR Tolkien “The Lord of Rings”.

Ini sebenarnya merupakan cekungan berbentuk oval berukuran panjang 6,2 km dan lebar 4,8 km.

Kaldera, divot raksasa sisa dari runtuhnya gunung berapi laut dalam, dikelilingi oleh tepian setinggi 300 meter, dan memberikan kesan kelopak mata.

Baca juga: Studi: Ancaman Letusan Gunung Berapi Super Selalu Ada

 

Sementara itu, puncak gunung berbentuk kerucut yang sama tingginya di tengah, yang terlihat seperti pupil. Para peneliti menduga sisa-sisa gunung berapi berusia sekitar 100 juta tahun.

Selain gunung api, terdapat satu gunung es yang langka muncul di tenggara Kazakhstan pada Febuari lalu.

Alih-alih memuntahkan lava dan abu, kerucut es yang sebenarnya bukan gunung berapi, menyemburkan salju tipis.

Gunung berapi es meletus dengan uap yang membeku menjadi kristal es kecil saat meninggalkan struktur.

Penumpukan kristal beku memungkinkan struktur mencapai ketinggian 13,7 meter.

Baca juga: Piramid Suku Maya Sebagian Dibangun dari Abu Vulkanik Letusan Gunung Berapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com