Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Penis Berduri, Bagaimana Kumbang Kacang Jantan Kawin?

Kompas.com - 25/12/2021, 17:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proses perkawinan pada hewan sangat beragam dan unik. Bahkan, beberapa spesies hewan melakukan perkawinan yang sangat menyakitkan bagi pasangannya.

Nah, kamasutra satwa kali ini membahas mengenai kebiasaan kumbang kacang tunggak jantan yang menggunakan penis berdurinya untuk kawin.

Spesies seperti kumbang kacang tunggak jantan yang telah berevolusi, disebut memiliki penis berduri yang cukup kompleks untuk menembus saluran reproduksi pasangannya saat mereka kawin.

Hal tersebut diungkapkan dalam studi yang telah dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B tahun 2017 lalu.

Baca juga: Hidup Terimpit Bebatuan, Teritip Andalkan Penis yang Sangat Panjang untuk Kawin

Profesor ekologi hewan di Universitas Uppsala di Swedia Goran Arnqvist mengatakan, timnya sangat tertarik untuk meneliti alat kelamin dan reproduksi para pejantan dari serangga jenis Callosobruchus maculatus ini.

“(Kami ingin tahu) mengapa pejantan memiliki alat kelamin yang seperti itu, dan bagaimana (para kumbang) betina mengatasinya,” imbuh Goran seperti dilansir dari Smithsonian Magazine, Selasa (30/5/2017).

Liam Doughety, peneliti dari University of Western Australia mengatakan proses perkawinan antara kumbang kacang tunggak benar-benar brutal.

Sebab, tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk mencari pasangan yakni segera setelah kumbang keluar dari tempatnya saat masih menjadi larva.

Akan tetapi, begitu kumbang jantan menemukan pasangannya mereka tidak akan menari atau memancarkan warna-warna cantik untuk menarik perhatian betina.

Sebaliknya, mereka akan langsung melompat kemudian memasukkan penis berduri miliknya ke alat kelamin betina. Pada kondisi ini, para betina akan sangat kesakitan karena penis berduri tersebut.

Untuk mengetahui bagaimana betina berhubungan, para peneliti memantau jaringan parut 13 kumbang yang dihasilkan selama perkawinan.

Mereka mengumpulkan kumbang-kumbang itu dari berbagai tempat, termasuk Benin, Brasil, California, Nigeria, India Selatan, serta Yaman.

Pengamatan terhadap perubahan pada alat kelamin kumbang jantan dan betina ini telah dilacak lebih dari satu dekade.

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa ada korelasi antara jaringan parut pada lapisan saluran reproduksi betina dan panjang duri penis, serta ketebalan lapisan saluran reproduksi kumbang betina.

Baca juga: Berbeda dengan Betina, Bison Jantan Tak Hanya Kawin dengan Satu Pasangan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com