Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Mantan Menkes Siti Fadilah Varian Omicron Tidak Berbahaya, Benarkah Begitu? Ini Kata Pakar

Kompas.com - 21/12/2021, 07:31 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Di sisi lain, dia mengungkapkan sejauh ini belum ada data yang menunjukkan bahwa varian Omicron 'lebih ringan' dibandingkan varian virus corona sebelumnya.

"Kita harus tahu juga bahwa kita sekarang hidup di era vaksinasi di mana cukup banyak kota-kota besar yang (warganya) sudah divaksinasi. Akan tetapi, cakupannya, kan, tidak (belum) 100 persen, masih ada sebagian warga yang belum mendapatkan vaksin," tambahnya.

Ahli biologi molekuler ini  juga menambahkan, meski laju vaksinasi Covid-19 di negara-negara maju cenderung tinggi, tetapi lonjakan kasus Covid varian Omicron tetap terjadi.

Terutama pada mereka yang tidak mau divaksin, atau yang belum mendapatkan vaksinasi dan tidak taat protokol kesehatan.

Sedangkan, orang yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap dan tetap menjaga protokol kesehatan masih memiliki risiko terpapar varian virus baru yang relatif lebih kecil.

Baca juga: Varian Omicron di Indonesia Menginfeksi Petugas Kebersihan, Ini 3 Skenario Penyebabnya

Mutasi varian Omicron sangat tinggi

Mantan menkes Siti Fadilah mengungkapkan bahwa mutasi varian Omicron dari sedikit protein, sehingga menurutnya yang berubah hanya pada ujung protein spike, yakni yang digunakan virus untuk menginfeksi inangnya. 

Ahmad pun menjelaskan jika para ilmuwan terutama di bidang biologi molekuler telah mengamati ada pola yang sangat berbeda terkait mutasi varian Omicron.

Pertama, menurut di, jumlah mutasi varian Omicron sangat tinggi dibandingkan varian Delta. Mutasi varian Omicron mencapai 30, sedangkan mutasi varian Delta adalah 8.

"Mutasi yang muncul 30 itu identik dengan mutasi yang sebelumnya yang kita ketahui. Kita masih mempelajari perangai seperti apa yang berubah ketika terjadi mutasi di 30 titik sekaligus," imbuh Ahmad.

Baca juga: WHO: Varian Omicron Dilaporkan Sudah Menyebar di 77 Negara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com