Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air di Mars Diperkirakan Tersimpan di Ngarai Planet Merah

Kompas.com - 17/12/2021, 19:45 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Planet Mars memiliki ngarai yang serupa Grand Canyon di Bumi. Para ilmuwan menduga, kemungkinan air di Mars tersimpan di sistem ngarai di planet merah tersebut.

Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), temuan tersebut dikumpulkan dari data pengorbit yang mengelilingi Mars, ExoMars Trace Gas Orbiter, yang diluncurkan pada tahun 2016 lalu.

Wahana antariksa Mars tersebut diluncurkan sebagai misi bersama antara ESA dan Roscosmos, untuk mendeteksi air di Valles Marineris di planet Mars.

Dilansir dari CNN, Kamis (16/12/2021), sistem ngarai di Mars ini 10 kali lebih panjang, bahkan lima kali lebih dalam dan 20 kali lebih lebar dari Grand Canyon di Bumi.

Para ahli mengungkapkan bahwa air di Mars berada di bawah permukaan sistem ngarai dan dideteksi oleh instrumen FREND orbiter atau Fine Resolution Epithermal Neutron Detector.

Instrumen ini mampu memetakan hidrogen di meter teratas di permukaan planet Mars. Sebagian besar air di Mars terletak di daerah kutub planet dan tetap beku sebagai es air.

Baca juga: Air di Planet Mars Tiba-tiba Lenyap, Ke Mana Perginya?

 

Sementara Valles Marineris berada tepat di sebelah selatan ekuator planet, di mana suhu biasanya tidak cukup dingin untuk es air di Mars tetap ada.

Data pengamatan potensi air di ngarai planet Mars ini dikumpulkan oleh pengorbit antara Mei 2018 hingga Februari 2021.

Sebelumnya, pengorbit lain telah mencari air tepat di bawah permukaan Mars dan mendeteksi sejumlah kecil di bawah debu Mars.

Sebuah studi merinci temuan air di Mars di ngarai tersebut yang diterbitkan Rabu di jurnal Icarus.

"Dengan (Trace Gas Orbite) kita dapat melihat ke bawah hingga satu meter di bawah lapisan berdebu ini dan melihat apa yang sebenarnya terjadi di bawah permukaan Mars. Dan, yang terpenting, menemukan 'oasis' kaya air yang tidak dapat dideteksi dengan alat pada instrumen sebelumnya," kata penulis studi Igor Mitrofanov, peneliti utama teleskop neutron FREND, dalam sebuah pernyataan.

Ia menambahkan bahwa instrumen FREND mengungkapkan area dengan jumlah hidrogen yang luar biasa besar di sistem ngarai Valles Marineris Mars. Asumsinya, hidrogen yang diamati terikat menjadi molekul air, sebanyak 40 persen material di dekat permukaan Mars pada wilayah ini ini tampaknya adalah air.

Baca juga: Air Pernah Mengalir di Mars, Bukti Kehidupan di Planet Merah

Kutub selatan planet Mars. Pantulan cahaya merah di kutub selatan planet ini, menurut sekelompok ilmuwan bukanlah air, melainkan smektit, yakni lempung atau tanah liat yang terhidrasi.ESA/Mars Express via PHYS Kutub selatan planet Mars. Pantulan cahaya merah di kutub selatan planet ini, menurut sekelompok ilmuwan bukanlah air, melainkan smektit, yakni lempung atau tanah liat yang terhidrasi.

Para peneliti menggambarkan, luasan dari wilayah ngarai Mars tersebut kira-kira seukuran Belanda.

Instrumen FREND mencari neutron untuk memetakan kandungan hidrogen di permukaan Mars.

"Kita dapat menyimpulkan berapa banyak air di tanah dengan melihat neutron yang dipancarkannya," kata rekan penulis studi Alexey Malakhov, seorang ilmuwan senior dari Space Research Institute di Russian Academy of Sciences.

Menurut Malakhov, kemampuan unik dari wahana pengamatan Mars ini telah memungkinkan peneliti untuk mendeteksi keberadaan air di Mars yang tetap tersembunyi.

Air yang tersembunyi itu, bisa jadi berupa air es atau air yang melekat pada mineral di dalam tanah. Namun, para ilmuwan meyakini keberadaan es lebih mungkin karena mineral di lokasi ngarai tersebut mengandung sedikit air.

"Temuan ini merupakan langkah pertama yang luar biasa, tetapi kami membutuhkan lebih banyak pengamatan untuk mengetahui dengan pasti bentuk air apa yang sedang kami hadapi," kata rekan penulis studi Håkan Svedhem, mantan ilmuwan proyek untuk pengorbit.

Baca juga: Pantulan Cahaya di Kutub Selatan Mars Bukan Air, Kemungkinan Lempung

 

Misi masa depan ke planet Mars nantinya akan mendarat di garis lintang yang lebih rendah.

Penemuan potensi air di ngarai planet Mars di Valles Marineris ini menyoroti fitur tersebut sebagai tempat yang menarik untuk eksplorasi manusia potensial di tahun-tahun mendatang.

Terutama karena air Mars ini akan jauh lebih mudah diakses daripada sumber air di bawah permukaan yang ditemukan sebelumnya.

Pada tahun 2022, wahana penjelajah Rosalind Franklin Eropa dan platform permukaan Rusia Kazachok akan diluncurkan, diperkirakan akan mendarat di Mars pada tahun 2023.

Rover tersebut akan mengebor di bawah permukaan Mars untuk mencari bahan organik yang dapat mengungkapkan apakah Mars pernah menampung kehidupan.

Wahana rover ini juga akan menjelajahi Oxia Planum, sebuah situs bebatuan tua di planet Mars, yang kaya akan tanah liat yang pernah terpapar air.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Cara untuk Mengekstraksi Air Asin di Planet Mars

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com