Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Letusan Gunung Semeru dan Jaminan Kesuburan untuk Masa Depan

Kompas.com - 07/12/2021, 19:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Badan tersebut mempelajari gunung berapi secara saintifik, menentukan jenis gunung berapi untuk memprediksi kemungkinan letusan, dan merancang sistem peringatan dan evakuasi. Dinas inilah cikal bakal Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau yang juga dikenal sebagai Vulcanological Survey of Indonesia.

Akibat erupsi gunung untuk tanah dan tanaman

Sebuah riset mengkalkulasi ada sekitar 47 juta ton per tahun material vulkanis menutupi permukaan tanah yang berasal dari gunung meletus di Indonesia sejak 1970. Tapi jumlah ini meningkat menjadi 500-600 juta ton pada 2013-2019 saat Merapi, Kelud dan Sinabung silih berganti meletus.

Ada hikmah yang menunggu setelah bencana geologi ini usai: material padatan vulkanis ini akan menjamin kesuburan tanah pada masa depan.

Kami telah menganalisis pasir vulkanis dari Semeru dengan menggunakan alat X-Ray Fluorescence (XRF). Alat ini mendeteksi unsur-unsur kimia berupa total elemental oksida penyusun pasir vulkanis itu.

Jumlah tertinggi adalah kalsium oksida (CaO) mencapai 18% (180.000 mg/kg), magnesium oksida (MgO) 3,6% (36.000 mg/kg), potasium oksida (K2O) 2,16% (21.600 mg/kg) dan 2,52% (25.200 mg/kg) fosfor pentaoksida (P2O5). Keempat elemental oksida ini merupakan unsur hara penting yang sangat dibutuhkan tanaman dan kehadirannya di tanah akan meningkatkan kesuburan tanah.

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru Ada 65 Periode sejak 1818, Yang Terkini dari 2014

Kadar kalsium di tanah tropis seperti di Indonesia tidak terlalu tinggi kecuali pada tanah yang berbahan induk batu kapur. Kekurangan kalsium pada tanah dapat diatasi dengan penambahan kapur pertanian agar konsentrasinya di dalam tanah minimal 5 cmol/kg tanah (100 mg/kg). Dengan penambahan 1 kg pasir vulkanis ke dalam tanah maka akan terjadi peningkatan kadar kalsium sampai 1800 kali lipat.

Idealnya di dalam tanah harus tersedia unsur fosfor (P) sebanyak 20-100 mg/kg agar tanaman tumbuh dan berproduksi dengan baik. Pasir vulkanis dapat menyumbang fosfor per kilogramnya sebanyak 25 g, berarti terjadi peningkatan konsentrasi fosfor antara 200 sampai 1000 kali.

Tanah pertanian Indonesia umumnya kekurangan unsur fosfor dan petani harus memupuk tanahnya dengan pupuk fosfor (TSP, SP-36) dalam jumlah yang banyak.

Maka, material vulkanis mengandung nutrisi penting untuk meningkatkan kesuburan tanah.

Walau awalnya abu ini banyak menimbulkan masalah, tapi pemanfaatan yang tepat akan membuat abu ini sebagai sumber tanah yang terbarukan. Sehingga abu tersebut harus kita manfaatkan dan jangan terhanyutkan di sungai.

Jadi jika saat ini letusan gunung itu membawa bencana, beberapa tahun lagi material letusan itu akan membawa berkah di sektor pertanian di sekitar gunung.

Dian Fiantis
Professor of Soil Science, Universitas Andalas

Budiman Minasny
Professor in Soil-Landscape Modelling, University of Sydney

Artikel ini tayang di Kompas.com berkat kerja sama dengan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambil dari artikel asli berjudul "Gunung Semeru meletus: sejarah erupsinya dan jaminan kesuburan tanah untuk masa depan". Isi di luar tanggung jawab Kompas.com.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com