KOMPAS.com - Gunung Semeru di Jawa Timur telah mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sore.
Diberitakan Kompas.com, menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, hujan abu terlihat di enam kecamatan, antara lain Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo, Wajak, Gondanglengi, Jabung, serta Poncokusumo.
Sementara itu, video-video guguran awan panas dan hujan abu vulkanik terekam oleh warga dan tersebar secara luas melalui media sosial.
Awan panas dan abu vulkanik yang disebabkan letusan Gunung Semeru dapat berdampak pada kesehatan masyarakat.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi saat Pandemi, Ini yang Harus Dilakukan Pertama
Untuk diketahui, abu vulkanik merupakan material yang dikeluarkan gunung berapi saat erupsi, dan terdiri dari partikel halus batuan vulkanik yang terfragmentasi dengan diameter kurang dari 2 mm.
Abu vulkanik dapat terbawa angin, dan melayang di udara sehingga menimbulkan berbagai ancaman kesehatan.
Berikut bahaya abu vulkanik dari erupsi gunung berapi bagi kesehatan, dikutip dari laman International Volcanic Health Hazard Network (IVHHN), organisasi untuk penelitian dan penyebaran informasi tentang bahaya dan dampak kesehatan dari gunung berapi, Senin (6/12/2021).
Ketika gunung api meletus, partikel abu yang dikeluarkan bisa berukuran halus dan sangat kecil, hingga mudah terhirup dan masuk ke dalam paru-paru.
Paparan abu vulkanik yang terhirup oleh manusia menyebabkan rasa tidak nyaman di dada dengan intensitas batuk yang tinggi, serta berisiko mengiritasi.
Gejala jangka pendek pada sistem pernapasan yang umumnya terjadi, meliputi:
Orang yang menderita asma atau masalah paru-paru lainnya seperti bronkitis, emfisema, dan masalah jantung tergolong ke dalam kelompok yang paling berisiko.
Sebab, partikel abu halus dapat mengiritasi saluran udara, menyebabkannya berkontraksi, dan membuat pernapasan lebih sulit pada orang dengan penyakit paru-paru.
Dampak abu vulkanik selanjutnya dari erupsi Gunung Semeru adalah iritasi mata. Kondisi tersebut umum terjadi karena serpihan pasir dapat menyebabkan goresan di bagian kornea dan konjungtivitis atau mata merah.
Oleh karena itu, bagi Anda yang menggunakan lensa kontak sebaiknya menghindari penggunaannya untuk sementara waktu, agar mencegah terjadinya abrasi kornea.
Gejala iritasi mata karena abu vulkanik antara lain:
Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Ini 3 Proses Terjadinya Erupsi Gunung Berapi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.