Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 06/12/2021, 16:30 WIB

KOMPAS.com - Gunung Semeru di Jawa Timur telah mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sore.

Diberitakan Kompas.com, menurut laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, hujan abu terlihat di enam kecamatan, antara lain Kecamatan Ampelgading, Tirtoyudo, Wajak, Gondanglengi, Jabung, serta Poncokusumo.

Sementara itu, video-video guguran awan panas dan hujan abu vulkanik terekam oleh warga dan tersebar secara luas melalui media sosial.

Awan panas dan abu vulkanik yang disebabkan letusan Gunung Semeru dapat berdampak pada kesehatan masyarakat.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi saat Pandemi, Ini yang Harus Dilakukan Pertama

Untuk diketahui, abu vulkanik merupakan material yang dikeluarkan gunung berapi saat erupsi, dan terdiri dari partikel halus batuan vulkanik yang terfragmentasi dengan diameter kurang dari 2 mm.

Abu vulkanik dapat terbawa angin, dan melayang di udara sehingga menimbulkan berbagai ancaman kesehatan.

Berikut bahaya abu vulkanik dari erupsi gunung berapi bagi kesehatan, dikutip dari laman International Volcanic Health Hazard Network (IVHHN), organisasi untuk penelitian dan penyebaran informasi tentang bahaya dan dampak kesehatan dari gunung berapi, Senin (6/12/2021).

1. Memengaruhi sistem pernapasan

Ketika gunung api meletus, partikel abu yang dikeluarkan bisa berukuran halus dan sangat kecil, hingga mudah terhirup dan masuk ke dalam paru-paru.

Paparan abu vulkanik yang terhirup oleh manusia menyebabkan rasa tidak nyaman di dada dengan intensitas batuk yang tinggi, serta berisiko mengiritasi.

Gejala jangka pendek pada sistem pernapasan yang umumnya terjadi, meliputi:

  • Iritasi hidung dan keluarnya cairan (pilek).
  • Iritasi tenggorokan dan sakit tenggorokan, terkadang disertai batuk kering.
  • Berisiko mengembangkan gejala bronkitis parah yang berlangsung beberapa hari setelah terpapar abu.
  • Pada penderita asma dapat menimbulkan sesak napas, mengi, hingga batuk.
  • Tidak nyaman saat bernapas.
  • Berpotensi menyebabkan penyakit paru-paru yang serius.

Orang yang menderita asma atau masalah paru-paru lainnya seperti bronkitis, emfisema, dan masalah jantung tergolong ke dalam kelompok yang paling berisiko.

Sebab, partikel abu halus dapat mengiritasi saluran udara, menyebabkannya berkontraksi, dan membuat pernapasan lebih sulit pada orang dengan penyakit paru-paru.

2. Iritasi mata

Dampak abu vulkanik selanjutnya dari erupsi Gunung Semeru adalah iritasi mata. Kondisi tersebut umum terjadi karena serpihan pasir dapat menyebabkan goresan di bagian kornea dan konjungtivitis atau mata merah.

Oleh karena itu, bagi Anda yang menggunakan lensa kontak sebaiknya menghindari penggunaannya untuk sementara waktu, agar mencegah terjadinya abrasi kornea.

Gejala iritasi mata karena abu vulkanik antara lain:

  • Merasa ada benda asing di dalam mata.
  • Merasakan sakit, gatal atau merah di mata.
  • Keluarnya cairan lengket atau terjadinya robekan.
  • Abrasi atau goresan pada kornea.
  • Mata merah karena peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam.

Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Ini 3 Proses Terjadinya Erupsi Gunung Berapi

 

3. Iritasi kulit

Meskipun jarang terjadi, sebagian orang yang terpapar abu vulkanik mungkin merasakan iritasi pada kulit, terutama jika abu bersifat asam.

Gejalanya iritasi kulit akibat abu vulkanik meliputi:

  • Iritasi dan kemerahan pada kulit.
  • Infeksi sekunder akibat garukan.
  • Efek kesehatan tidak langsung dari hujan abu

Baca juga: Ahli Kebencanaan: Sebenarnya Alam Memberi Tanda Semeru Akan Meletus

Cara melindungi diri dari abu vulkanik

Ada beberapa hal yang bisa Anda sebagai langkah untuk melindungi diri dari abu vulkanik, di antaranya:

- Kurangi aktivitas di luar rumah menggunakan kendaraan

Setelah hujan abu, jarak pandang akan terganggu karena sisa-sisa abu menutupi udara di sekitarnya, begitu pula pada kualitas udara yang memburuk. Namun, jika diharuskan untuk mengemudi, Anda bisa menjaga jarak cukup jauh dari kendaraan lain, serta mengemudi secara perlahan.

- Tutup semua pintu dan jendela yang ada di rumah jika memungkinkan.

- Menggunakan masker yang direkomendasikan untuk melindungi diri dari paparan debu.

- Tetap berada di dalam rumah, khususnya bagi orang dengan penyakit paru-paru.

- Gunakan kacamata pelindung atau kacamata korektif untuk melindungi mata dari iritasi.

- Jauhkan anak-anak dari paparan debu di luar, dan disarankan untuk tetap berada dalam ruangan jika memungkinkan.

Baca juga: BMKG: Malam Ini dan Besok, Gunung Semeru Masih Berpotensi Hujan Sedang hingga Lebat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber IVHHN
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Hewan Apa yang Memiliki Gigitan Terkuat?

Hewan Apa yang Memiliki Gigitan Terkuat?

Oh Begitu
Apa Saja Buah yang Mengandung Banyak Air?

Apa Saja Buah yang Mengandung Banyak Air?

Oh Begitu
Apakah Ada Lubang Hitam Terbesar di Alam Semesta?

Apakah Ada Lubang Hitam Terbesar di Alam Semesta?

Fenomena
Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Puasa?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Puasa?

Kita
Apa Saja Makanan yang Baik Dimakan Saat Sahur?

Apa Saja Makanan yang Baik Dimakan Saat Sahur?

Kita
Apa Saja Gejala Ginjal yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Ginjal yang Tidak Sehat?

Kita
Fenomena Langit Okultasi Venus dan Bulan Sangat Dekat Malam Ini

Fenomena Langit Okultasi Venus dan Bulan Sangat Dekat Malam Ini

Fenomena
Apa Itu Fenomena New Moon?

Apa Itu Fenomena New Moon?

Oh Begitu
Apa Efek Samping Minum Oralit?

Apa Efek Samping Minum Oralit?

Kita
Apa yang Membuat Kurma Sangat Sehat untuk Dikonsumsi?

Apa yang Membuat Kurma Sangat Sehat untuk Dikonsumsi?

Oh Begitu
Mengapa Minum Air yang Cukup Sangat Penting saat Puasa Ramadan?

Mengapa Minum Air yang Cukup Sangat Penting saat Puasa Ramadan?

Oh Begitu
Tertawa Saat Melihat Orang Terjatuh, Normalkah?

Tertawa Saat Melihat Orang Terjatuh, Normalkah?

Fenomena
Bagaimana Cara agar Tidak Mudah Haus Saat Berpuasa? Ini Saran Ahli

Bagaimana Cara agar Tidak Mudah Haus Saat Berpuasa? Ini Saran Ahli

Oh Begitu
Seperti Apa Spesies Nyamuk Baru yang Ditemukan di Florida?

Seperti Apa Spesies Nyamuk Baru yang Ditemukan di Florida?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+