Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tipe Asteroid Berdasarkan Letak dan Komposisinya

Kompas.com - 25/11/2021, 09:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Asteroid adalah benda berbatu yang berputar mengelilingi Matahari. Walaupun sama-sama mengelilingi Matahari, asteroid juga merupakan sisa pembentukan dari tata surya 4,6 juta tahun lalu.

Ketika pembentukan tata surya terjadi gumpalan dan ledakan awan panas. Pada saat ini, sebagian material jatuh dari gumpalan tersebut.

Walaupun sama-sama mengorbit Matahari, asteroid berbeda dari planet karena ukurannya sangat kecil dibandingkan planet. Ia juga disebut sebagai planetoid atau planet minor, namun ukurannya terlalu kecil untuk disebut planet.

Baca juga: Tengah Malam Nanti, NASA Luncurkan Wahana untuk Tabrak Asteroid

Terdapat jutaan asteroid dengan ukuran yang sangat beragam. Secara total, massa semua asteroid lebih kecil dibandingkan dengan massa Bulan atau Bumi.

Dilansir dari Space, terlepas dari ukurannya, asteroid bisa berbahaya. Banyak di antaranya yang telah menabrak Bumi di masa lampau dan mungkin masih banyak lagi yang akan menghantam Bumi di masa mendatang. 

Oleh sebab itu, para ilmuwan terus mempelajari mengenai jumlah, orbit, dan karakter fisik asteroid.

Namun, yang diketahui saat ini adalah asteroid dapat menjadi sumber berharga bagi peradaban manusia, karena dapat menyimpan berbagai macam mineral yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini dikarenakan, ternyata asteroid memiliki banyak tipe dan potensi eksplorasi yang bisa menunjang kehidupan manusia di masa yang akan datang.

Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin mengatakan, asteroid memiliki banyak tipe atau jenis dan pembagiannya bisa dikategorikan berdasarkan pada komposisi maupun letak asteroid itu sendiri.

Tipe asteroid berdasakan komposisi

Dari aspek geologis, asteroid dan bumi sama-sama mengalami akresi atau peningkatan ukuran objek akibat gaya gravitasi pada pusat objek yang menarik lebih banyak materi.

Namun, unsur-unsur siderofilik atau yang berinteraksi tarik-menarik dengan besi, tertarik menuju inti bumi muda yang cair oleh gravitasi bumi, yang cukup kuat empat milyar tahun silam.

Oleh karenanya, kerak Bumi yang menipis lebih sedikit mengandung mineral berharga. Sampai akhirnya, asteroid-asteroid yang jatuh ke Bumi membawa unsur-unsur tersebut.

Unsur-unsur itu di antaranya seperti emas, kobalt, rodium, rutenium, dan wolfram.

"Saat ini, mineral tersebut ditambang dari kerak bumi dan sangat penting untuk kemajuan ekonomi dan teknologi," kata Andi seperti dikutip Kompas.com dalam penjelasannya di lama edukasi sains Lapan.

Baca juga: Mungkinkah Penambangan Asteroid Dilakukan? Ini Penjelasan Ahli

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com