Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Asteroid Merah yang Disebut Bulan Kecil Mulai Terkuak

Kompas.com - 21/11/2021, 17:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Asal usul asteroid merah Kamo'oalewa masih menjadi misteri untuk para ilmuwan.

Sejauh ini, yang diketahui barulah benda angkasa ini ditemukan pada 2016 dan orbitnya relatif dekat dengan bumi. Selain itu, tak banyak yang diketahui.

Namun, penelitian terbaru, telah menambah petunjuk mengenai misteri kemunculannya: asteroid ini bisa menjadi bagian dari Bulannya Bumi.

"Ini tidak tampak seperti apa yang kita bayangkan, kalau ini hanyalah sebuah asteroid normal," kata Benjamin Sharkey, seorang astronom dari Universitas Arizona sekaligus penulis utama dari penelitian terbaru yang dipublikasi melalui jurnal Nature.

Baca juga: Bagaimana Burung Bertahan Hidup dari Hantaman Asteroid Pembunuh Dinosaurus?

Rekannya, Juan Sanchez yang juga ambil bagian dari penelitian ini mengatakan kepada BBC bahwa mungkin asteroid ini terlontar akibat tabrakan antara Bulan dengan sebuah meteor.

"Materinya kemungkinan berasal dari pecahan permukaan Bulan," ungkap Sanchez.

Meskipun satu-satunya cara untuk mengetahui Kamo'oalewa secara alami, tentu saja dengan mendapatkan sampelnya, sesuatu yang bisa dilakukan dalam tahun-tahun terakhir ini, tapi para peneliti punya sejumlah alasan untuk meyakini bahwa teori tersebut benar.

Seperti apa Kamo'oalewa?

Sebuah satelit semu

Kamo'oalewa (yang sebelumnya dikenal dengan sebutan 2016 HO3) ditemukan pada 2016 melalui teleskop Pan-STARRS 1 yang berlokasi di Hawaii, Amerika Serikat.

Para peneliti memberinya nama Hawaii Kamo'oalewa yang artinya fragmen langit yang bergerak teratur.

Panjangnya kurang lebih 40 meter, dan secara teknis lebih dianggap sebagai satelit semu dibandingkan dengan bulan.

"Sebuah satelit semu di Bumi merupakan objek yang mengorbit pada jarak yang hampir sama atau mirip dengan Bumi. Dengan demikian, objeknya tetap dekat dengan planet kita saat benda angkasa itu mengorbit di Matahari," jelas Sanchez.

Tidak seperti Bulan, Kamo'oalewa tidak mengitari Bumi, tapi Matahari, dalam jalur paralel. Jadi, jika planet kita menghilang, asteroid ini terus saja mengorbit.

Para ilmuan sejauh ini mendeteksi terdapat lima satelit semu, tapi hanya Kamo'oalewa yang praktis dipelajari.

"Kamo'oalewa lebih mudah untuk diamati dibandingkan dengan satelit semu lainnya, yang kita ketahui. Sekali dalam setahun, selama bulan April, penglihatan pada benda langit ini cukup jelas, jadi ini bisa diamati dengan teleskop besar dari Bumi," kata Sanchez.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com