Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog AS: Varian AY.4.2 Jangan Disebut Delta Plus, Ini Alasannya

Kompas.com - 22/11/2021, 17:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Varian Delta Plus ramai disebut dalam berbagai laporan sebagai keturunan Delta yang masih diinvestigasi. Namun, epidemiolog Amerika Serikat (AS) mengingatkan untuk jangan menyebut varian AY.4.2 tersebut sebagai varian Delta Plus.

Varian Delta yang sangat menular menyebar dengan cepat ke seluruh dunia pada musim panas lalu, pertama kali terdeteksi dan mendominasi di India, lalu di Inggris.

Sekarang beredarnya varian AY.4.2 yang disebut Delta Plus membuat orang khawatir.

Kendati penyebutan varian Delta Plus sangat membantu memahami terminologi ilmiah yang digunakan, namun pada tingkat dasar penyebutan ini dinilai bermasalah, dilansir dari Medical Xpress, Senin (22/11/2021).

Menurut ahli epidemiologi Yale School of Public Health, Nathan Grubaugh, PH.D, subvarian Delta yang disebut AY.4.2 telah menyebabkan kekhawat.

Menurutnya, meskipun subvarian ini terkadang disebut sebagai Delta Plus, penyebutan tersebut tidak cukup akurat.

Baca juga: Ahli: Varian AY.4.2 Bukan Pemicu Naiknya Kasus Covid-19 di Inggris

 

"Delta plus adalah istilah yang digunakan oleh media untuk memberi nama AY.4.2. Yang menambah kebingungan adalah beberapa sublineage delta lainnya telah diklasifikasikan sebagai 'delta plus', dan masih akan ada lebih banyak lagi," jelas Grubaugh.

Grubaugh menyarankan bahwa lebih baik, setidaknya untuk saat ini, subvarian tersebut tetap disebut varian AY.4.2, yang merujuk pada garis keturunan Delta, hingga Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama keturunan varian Delta tersebut.

Jadi, epidemiolog ini menegaskan bahwa bukan varian Delta Plus, melainkan varian Delta AY.4.2 yang telah menyebar di Inggris, yang tampaknya diyakini sedikit lebih menular daripada varian Delta asli, yang sejauh ini juga telah menyebabkan lusinan kasus di AS.

Sementara itu, pakar penyakit menular di Yale Medicine, Scott Roberts MD mengatakan bahwa saat ini para ilmuwan masih mempelajari varian Delta AY.4.2, dan ia meyakinkan bahwa sejauh ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Kami memiliki bukti bahwa vaksin bekerja melawan (varian Delta) AY.4.2. Kami juga belum melihat data yang menunjukkan bahwa perawatan atau strategi pencegahan infeksi, seperti masker atau jarak sosial, tidak akan efektif," jelas Dr Roberts.

Baca juga: Varian Delta Plus Adalah Bagian Mutasi Alamiah SARS-CoV-2, Ini Kata Pakar UGM

Ilustrasi covid varian delta. Kasus infeksi Covid-19 Subvarian Delta, varian virus corona keturunan varian Delta. Disebut AY.4.2 atau dikenal juga sebagai varian Delta Plus.Shutterstock Ilustrasi covid varian delta. Kasus infeksi Covid-19 Subvarian Delta, varian virus corona keturunan varian Delta. Disebut AY.4.2 atau dikenal juga sebagai varian Delta Plus.

Mutasi virus varian Delta AY.4.2

Para ahli telah menjelaskan bahwa mutasi virus adalah bagian normal dari siklus hidup virus apapun. Saat virus menyerang sel manusia, maka virus akan bereplikasi, dan seringkali sedikit berubah-ubah.

Perubahan-perubahan inilah yang disebut mutasi, dan saat virus mengandung serangkaian mutasi unik yang dapat mengubah sifat-sifatnya, itu dianggap sebagai varian.

Misalnya mengubah sifatnya dalam menularkan atau kemampuannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh, baik yang dihasilkan oleh tubuh maupun vaksin.

Seperti mutasi virus corona SARS-CoV-2 yang kemudian berkembang, salah satunya menjadi varian yang kemudian kita kenal sebagai varian Delta.

"AY.4.2 sendiri bukanlah varian yang berdiri sendiri, melainkan cabang dari pohon keluarga delta. Ini adalah sublineage (garis keturunan) Delta," jelas Grubaugh.

Baca juga: Varian Delta Plus di Inggris Cenderung Tidak Bergejala, Studi Jelaskan

 

Varian Delta AY.4.2 memiliki atau mengandung dua mutasi kunci pada protein spike, yakni AY145H dan A222V, kata Grubaugh.

"Yang penting adalah bahwa mereka (dua mutasi virus varian Delta AY.4.2) tidak berada di tempat di mana antibodi penetral penting dari vaksin biasanya akan mengikat," jelas dia.

Artinya, kata Grubaugh, tidak ada yang perlu dikhawatirkan apakah vaksin atau perawatan yang menggunakan antibodi akan kurang efektif terhadap infeksi dari varian Delta AY.4.2.

"Faktanya, vaksin masih tampak efektif melawan varian Delta AY.4.2," imbuh Dr Roberts.

Lantas, apakah varian AY.4.2 lebih berbahaya dari varian Delta?

Sejauh ini, varian Delta AY.4.2 diyakini 10 hingga 20 persen lebih menular dibandingkan kasus varian Delta lainnya yang menyebar saat ini.

Kendati data terbatas, namun varian AY.4.2 tampaknya tidak lebih ganas atau tidak mengakibatkan kemungkinan kematian atau rawat inap yang lebih besar, ungkap Grubaugh.

Baca juga: Epidemiolog: Delta Plus di Inggris Bisa Gantikan Dominasi Varian Delta

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com