Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Cadangan Ovarium, Faktor Keberhasilan Program Bayi Tabung

Kompas.com - 18/11/2021, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Seperti diketahui, berbeda dengan sperma yang dapat diproduksi terus menerus, sel telur wanita hanya diproduksi satu kali seumur hidup.

Artinya saat seorang bayi perempuan lahir, ia sudah memiliki sekitar tujuh ratus ribu hingga sejuta sel telur.

Jumlah itu terus berkurang seiring bertambahnya usia. Ketika mendapatkan haid pertamanya, cadangan telur ini tinggal empat ratus ribu.

Baca juga: Pakai Sinyal Kimia, Begini Cara Sel Telur Pilih Sperma Terbaik Pria

Penurunan yang drastis terjadi saat seorang wanita memasuki usia 35-37 tahun. Apabila sel telur wanita sudah habis, maka ia tidak lagi subur. 

Kondisi ini umumnya terjadi sekitar usia 40 tahun, diikuti dengan menopause sepuluh tahun kemudian. 

Meskipun demikian, usia menopause setiap wanita berbeda-beda, tergantung dari beberapa faktor, seperti riwayat penyakit dan gaya hidup. Sebab, beberapa wanita dapat kehilangan sel telurnya lebih cepat, dan beberapa lainnya lebih lambat.

Oleh karena itu, Yassin menegaskan, usia seorang perempuan menjadi parameter paling sederhana yang sekaligus penting dalam memprediksi potensi reproduksinya.

"Semakin muda usia seorang wanita untuk menjalani program kehamilan, seperti bayi tabung misalnya, maka success rate-nya tentu semakin besar, karena jumlah sel telur yang dimiliki masih lebih banyak, apabila dibandingkan pada wanita yang menjalani program kehamilan berbantu di usia yang lebih lanjut," jelasnya.

Hal ini dikarenakan, tidak ada jenis makanan, vitamin atau terapi yang dapat menambahkan cadangan telur atau ovarium seorang perempuan, serta berkurangnya cadangan telur ini dapat terjadi tanpa gejala.

Yassin menjelaskan, ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menilai potensi reproduksi atau cadangan ovarium seorang wanita. 

Berikut ini beberapa tes khusus untuk kedua metode yang umum digunakan di klinik. Pemeriksaan tersebut yakni:

1. Usia kronologis, merupakan parameter yang baik untuk menilai potensi reproduksi.

2. Mengukur kadar Anti Mullerian Hormone (AMH), pengambilan sampel dalam tes hormon ini dilakukan dengan pengambilan sampel darah, di hari kapanpun. Kadar AMH digunakan untuk memperkirakan cadangan ovarium atau menilai usia biologis seorang perempuan.

3. Penilaian folikel antral basal (FAB), penilaian ini dapat dilakukan melalui pemeriksaan USG transvaginal dengan melihat jumlah folikel (kantong sel telur) yang ada pada ovarium seorang perempuan. Folikel antral basal merupakan folikel yang berukuran 2-9 milimeter.

Yassin mengatakan, cadangan ovarium dapat berbeda dari waktu ke waktu, sehingga cara yang terbaik untuk mengonfirmasi hasil suatu pemeriksaan adalah dengan melakukan pemeriksaan tambahan. 

"Namun, perlu dipahami bahwa metode pengujian cadangan ovarium yang tersedia saat ini hanya dapat menyediakan informasi jumlah sel telur yang tersisa, tetapi tidak dapat memberikan gambaran secara detail mengenai kualitas sel telur," jelasnya.

Dengan begitu, untuk pemeriksaan kualitas sel telur akan dilakukan dengan tatalaksana yang berbeda pula.

Baca juga: Tak Hanya Ibu, Keberhasilan Bayi Tabung Juga Tergantung Usia Ayah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com