Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

78 Persen Rumah Tangga Indonesia Teracuni Asap Rokok dari Perokok Aktif

Kompas.com - 18/11/2021, 13:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Semua orang memiliki hak untuk menghirup udara bersih. Tidak ada batas kadar pajanan SHS yang aman. Demi kesehatan bersama, sebaiknya rumah dijaga bebas asap rokok. Kondisi bebas asap rokok harus diupayakan bersama, baik perokok aktif maupun bukan.

Dampaknya pada kelahiran

Salah satu temuan riset kami adalah ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara berat bayi lahir dan keterpaparan asap rokok di dalam rumah. Ibu yang merupakan perokok pasif memiliki bayi dengan berat lahir sebesar 71,6 gram lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak terpapar asap rokok. Ibu perokok pasif berisiko 1,16 kali lebih besar memiliki anak dengan Berat Badan Lahir Rendah.

Dilihat dari frekuensi keterpaparan terhadap asap rokok, ibu yang setiap hari terpapar asap rokok memiliki rata-rata berat bayi lahir 63,4 g lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak terpapar asap rokok sama sekali.

Dibandingkan dengan ibu yang tidak terpapar asap rokok, ibu perokok pasif yang terpapar asap rokok tiap minggu dan tiap hari memiliki risiko 1,33. dan 1,18 kali lebih besar untuk memiliki anak dengan Berat Badan Lahir Rendah.

Dibandingkan dengan ibu yang tidak terpapar dengan asap rokok, ibu yang terpapar memiliki peningkatan risiko melahirkan anak dengan ukuran lebih kecil dari rata-rata sebesar 1,51 kali lipat.

Dilihat dari frekuensi keterpaparannya, ibu yang terpapar asap rokok setiap hari memiliki peningkatan risiko melahirkan anak dengan ukuran lebih kecil dari rata-rata sebesar 1,54 kali lipat dibandingkan dengan ibu yang tidak terpapar dengan asap rokok.

Baca juga: WHO: Anak Muda Mulai Kecanduan Tembakau karena Rokok Elektrik

Manfaat lingkungan bebas dari asap rokok

Jika kita menciptakan lingkungan 100 persen bebas dari rokok, maka akan terjadi penurunan substansial dalam paparan SHS dan mengurangi penggunaan tembakau pada orang dewasa dan kaum muda. Ada bukti luas dari sejumlah negara bahwa undang-undang bebas rokok yang komprehensif mendorong masyarakat - dan terutama para orang tua - untuk membuat rumah mereka bebas asap rokok.

Di Selandia Baru, paparan terhadap asap rokok di rumah yang dilaporkan hampir berkurang setengahnya dalam tiga tahun. Di Skotlandia, paparan anak-anak terhadap asap rokok turun sebesar hampir 40%. Di kedua negara tersebut, larangan merokok di dalam rumah berlaku setelah undang-undang bebas rokok dimulai.

Selain itu, terdapat pula manfaat dari sisi ekonomi, antara lain biaya medis langsung menjadi lebih rendah untuk merawat kondisi yang disebabkan oleh keterpaparan SHS dan mengurangi biaya asuransi kesehatan. Terjadi juga peningkatan produktivitas bagi antara anggota keluarga yang tidak merokok dan tidak lagi terpapar asap rokok.

Rekomendasi

Lingkungan bebas dari rokok harus diamanatkan oleh penegakan hukum yang sederhana, jelas, dapat ditegakkan, dan komprehensif, bukan oleh kebijakan sukarela.

Lebih dari 370 kabupaten dan kota telah memiliki Peraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok yang melarang merokok di tempat kerja, umum, tempat ibadah, dan sekolah. Namun sampai kini, belum ada peraturan yang melarang merokok di dalam rumah.

Karena itu, kita perlu kampanye lebih kencang untuk mewujudkan rumah bebas dari asap rokok. Di rumah tidak bisa diterapkan ruangan khusus untuk para perokok seperti yang saat ini tersedia di tempat umum.

Kita perlu sosialisasi dan kampanye edukasi dengan melibatkan masyarakat sipil, karena rumah sering merupakan sumber tertinggi paparan asap rokok untuk anak-anak dan orang dewasa yang tidak bekerja di luar rumah.

Edukasi dapat menjadi strategi yang efektif dalam mempromosikan perlindungan dari asap rokok di rumah.

Pemerintah dan masyarakat sipil perlu mengembangkan rencana implementasi (termasuk edukasi dan konsultasi) dan penegakan hukum yang memadai yang dapat mengukur dampak, memastikan infrastruktur pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi kebijakan bebas rokok di rumah. Dengan itu, bayi-bayi yang lahir bisa lebih sehat karena ibunya bebas dari paparan asap rokok dari para perokok aktif.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com